Kesepakatan Gerejawi
Warga
jemaat GPIB dalam soal pemberian persepuluhan masih gamang. Mengapa demikian? Kebanyakan
masih mencantumkan inisial NN (tanpa nama) dan dalam jumlah terbatas (karena
pergumulan?). Persembahan persepuluhan kurang populer ketimbang persembahan
sukarela. Tafsir sempit atas apa yang dikatakan dalam Matius 6:3 “Tetapi jika engkau memberi sedekah,
janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” menjadikan
warga gereja berpuas diri memberi apa adanya.
Padahal nas itu terkait dengan
kemunafikan dari mereka yang memuji diri sebab sedekah yang diberi kepada orang
miskin, dan bukan dalam konteks pemberian kepada Tuhan.
Persepuluhan boleh jadi hanya
diketahui, tetapi belum sungguh-sungguh menjadi komitmen iman seseorang pada
Tuhan. Hal demikian bisa dimengerti sebab soal persepuluhan masih perlu
diingatkan terus menerus. Persidangan
Sinode XIX di Jakarta tahun 2010 menetapkan bahwa pemberian Persepuluhan
menjadi bagian dari penerimaan gereja di samping persembahan sukarela, dan
persembahan pengucapan syukur (Tager GPIB Peraturan No. 6 Pasal 6). Dalam
rangka penyegaran pemahaman tentang pemberian persepuluhan, tulisan berseri ini
diturunkan. Tujuannya agar warga jemaat GPIB makin berkomitmen dan ikut
mengemban amanat agung Tuhan Yesus dengan mendukung dana pelayanan bagi hamba
Tuhan yang diutus memberitakan Injil Kerajaan Sorga di persada Nusantara.
Dasar Alkitabiah
Alkitab
memberikan rujukan melimpah terkait pemberian persepuluhan. Abraham (Kejadian
14:20) dan Yakub (Kejadian 28:22) dapat disebut sebagai pemberi persepuluhan.
Bangsa Israel, diwajibkan memberikan persepuluhan atas hasil bumi dan ternak
yang mereka miliki sebagaimana Imamat 27:30 dan 32 “Demikian juga segala
persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari
buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN… Mengenai
segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari
segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang
kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN”.
Tidak hanya umat, para pelayan Tuhan
diberi tanggungjawab sama "Lagi haruslah engkau berbicara
kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka: Apabila kamu menerima dari pihak
orang Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan kepadamu dari pihak mereka
sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu mempersembahkan sebagian dari
padanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN, yakni persembahan
persepuluhanmu dari persembahan persepuluhan itu.” (Bilangan 18:26) Kitab Maleakhi
dengan tajam mengerakkan umat memberi
dengan iman “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan
menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan
supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta
alam” (Maleakhi 3:10-11). Mereka yang taat melakukannya disebut berbahagia dan
hidupnya berkenan bagi Tuhan (Maleakhi 3:15-18).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar