Tugas Utama: Beritakan Injil
Untuk apa
sebenarnya gereja membutuhkan sejumlah orang terlibat dalam pelayanan? Apakah
mereka yang terlibat itu manusia suci tanpa kelemahan? Alkitab mencatat
perintah Yesus yang agung "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:18-20). Simon
Petrus di depan Yesus mengakui kekurangannya: "Tuhan, pergilah dari
padaku, karena aku ini seorang berdosa," (Lukas 5:8) tetapi Tuhan Yesus
dengan pengampunan dan kasih-Nya memberikan kepercayaan penuh sebab: "Bukan
orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Markus 2:17). Adalah
kehendak Tuhan jika seseorang bersedia bekerja melayani-Nya.
Pelayanan: Suka dan Dukanya
Rasul Paulus menyebut tugas memberitakan Injil adalah
tindakan bodoh di hadapan manusia yang bergelimang dosa. Karena itu tugas ini
memiliki tantangan besar di tengah kebanyakan orang yang menghendaki tanda dan
mencari hikmat (1 Korintus 1:18-23). Mereka yang bekerja dengan tulus dan giat
bagi Tuhan pasti bekerja tidak dengan cara licik dan memalukan; bukan pula mencari
pujian manusia atau keuntungan pribadi. Tentu para pelayan Tuhan bukan manusia sempurna.
Mereka bukanlah malaikat sorgawi. Mereka tetap manusia dengan tubuh, roh dan
jiwa yang dapat merasakan tekanan berat, namun fokus pada hasil akhir yang
membahagiakan: “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi
kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang
tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal” (2 Kor. 4:17-18).
Suka dan duka pelayanan selalu berjalan
beriringan. Prinsip penting bahwa kita bekerja dengan penuh tanggungjawab karena
“tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab” (Ibrani 4:13). Jadi suka atau tidak, kita tidak
dapat bekerja asal saja, seenaknya dan tanpa aturan melainkan sama seperti yang
dinasehatkan kepada Timotius, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah
sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak
suci yang hanya menambah kefasikan” ( 2 Timotius 2:15-16). Jadi mari kita kerjakan tugas suci
memberitakan firman Allah dan melayani semua orang dengan keyakinan bahwa yang kita
lakukan bagi Kerajaan-Nya diberkati luar
biasa, “Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram,
melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang
menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan
pekerjaannya sendiri” (1 Korintus 3:7-8). Doa
saya: kiranya Allah Sumber Hikmat dan Kekuatan memampukan kita melayani dengan
setia, gembira dan saling bertolongan hingga “mencapai garis akhir” (2 Timotius
4: 7) dan diperkenakan untuk “masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”
(Matius 25:21). (Bandung, 7 Juni 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar