Santapan rohani
Kesalahkaprahan tentang tujuan dan fungsi Alkitab
sering ditemukan di kalangan orang Kristen. Ada yang membaca Alkitab tanpa
panduan. Mereka membaca Alkitab untuk mencari kehendak Allah dengan membuka
halaman Alkitab secara acak dan menunjuk jari pada ayat tertentu. Praktek yang
mirip dengan sihir bola kristal. Mereka menafsirkan ayat itu sesuai kepentingan
pribadi dan menolak kebenarannya jika tidak sesuai pandangan pribadi. Yang
lain, menjadikan Alkitab sebagai pajangan di lemari jati dan peti mati. Alkitab
sesungguhnya adalah sebuah berita tentang sukacita hidup bersama Yesus, bukanlah sebuah Urim dan Tumim
modern (Kel 28:30).
Alkitab hanya menjadi suci dalam hubungannya dengan Allah. Alkitab tidak akan ada gunanya kalau tidak dibaca dan diikuti. Alkitab menunjuk ke arah Putra-Nya dan menunjukkan jarinya pada pemberontakan kita.
Alkitab hanya menjadi suci dalam hubungannya dengan Allah. Alkitab tidak akan ada gunanya kalau tidak dibaca dan diikuti. Alkitab menunjuk ke arah Putra-Nya dan menunjukkan jarinya pada pemberontakan kita.
Tuhan Yesus berkata "Ada tertulis: Manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah"
Matius 4:4. Dengan membaca dan
mempelajari firman Allah, kita menerima santapan rohani terbaik untuk hidup
yang berhikmat dan bahagia (2 Timotius 3:15; dan Yohanes 13:17). Tujuan Alkitab
membawa hidup kita selaras dengan kehendak Allah. Kita diubah menjadi pribadi
yang dipenuhi kasih Tuhan, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti
firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan
diam bersama-sama dengan dia”. (Yohanes 14:23)
Pertumbuhan rohani yang sehat menampilkan orang-orang Kristen yang bukan
lagi kanak-kanak tetapi orang dewasa yang dapat menikmati “makanan keras”
sehingga mempunyai pancaindera terlatih untuk membedakan yang baik dari pada
yang jahat (Ibrani 5:14).
Halangan dan Manfaat
Membaca Alkitab
rasanya mudah: buka, baca beberapa ayat dan selesai! Benarkah demikian? Alkitab
bukan sekedar bacaan biasa dan dibaca asal saja dengan sesuka hati. Sebagian
orang tertidur ketika mulai membuka dan membaca Alkitab. Entah mengapa,
tiba-tiba mata mereka diserang kantuk berat dan kesadaran hilang lenyap. Mereka
berpikir bahwa membaca Alkitab tidak perlu pertolongan Roh Kudus. Akibatnya,
firman Tuhan benar-benar tidak memberkati hidup. Yang lain, membaca Alkitab
namun hidupnya tidak berubah. Mereka semakin jahat dan menjadi noda dalam
persekutuan (Yudas 1:12). Yang terakhir, punya kerinduan membaca Alkitab, namun
sebatas angan-angan sebab mereka sudah menetapkan prinsip: kalau saya baca
Alkitab maka hidup saya harus berubah total. Dan saya belum bisa! Tunggu waktu
saja! Kata-kata seperti ini adalah sikap sombong dan tinggi hati yang tidak
disukai Allah (Mazmur 101:5).
Alkitab dapat
memberi manfaat luar biasa jika saudara membacanya 15 menit dan merenungkannya
15 menit setiap hari seumur hidup saudara. Dengan kedisiplinan, maka Alkitab
dapat memberkati hidup kita menjadi: Pertama, orang Kristen yang kuat dan
bukan orang Kristen yang lemah dan gagal (1 Yohanes 2:14). Kedua, yakin memiliki hidup yang
kekal bersama Tuhan Yesus (1 Yohanes 5:13). Ketiga, memantapkan kita
dalam berdoa untuk apa saja yang kita katakan kepada Allah (Yohanes 15:7). Keempat,
meneguhkan kebenaran pengampunan Allah atas dosa dan mencegah kita berbuat dosa
(1 Yohanes 1:9 dan Mazmur 119:9). Kelima, mendatangkan sukacita (Yohanes
15:11) dan damai sejahtera (Yohanes 16:33, Kolose 3:15). Keenam, membantu dalam
mengambil keputusan tepat yang membawa kebahagiaan hidup (Mazmur 119:105, Lukas
11:28). Ketujuh, memampukan kita menjadi saksi Tuhan Yesus kepada orang
lain ( (1 Petrus 3:15). Terakhir, hidup kita akan berhasil
dan memberkati orang lain (Yosua 1:8, Mazmur
1;1-3). Seorang ahli bedah syaraf dari Atlanta, AS menyatakan, “Waktu
terpenting bagi saya setiap hari ialah saat selama 30 menit setelah bangun
tidur adalah membaca dan mempelajari firman Allah, dan saat-saat itu memperkaya
sisa waktu saya hari itu.” Mulailah hari saudara dengan membaca dan merenungkan
firman Tuhan sebab seperti dikatakan seorang hamba Tuhan: “Buku ini (Alkitab)
akan mencegah anda berbuat dosa atau dosa akan mencegah anda untuk membaca buku
ini (Alkkitab).” John Calvin dengan mantap mengatakan: “Kita patut menghormati
Alkitab seperti menghormati Allah.”
GPIB Sejahtera
Bandung, Minggu, 12 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar