Contoh Aktual
Dua
hari setelah ibadah syukur HUT Ke-33 Jemaat GPIB Sejahtera (19/4/2015), datang
dua orang ibu ke ruang kerja saya. Yang seorang adalah salah satu pengurus PKP sektor pelayanan X dan yang lainnya,
seorang ibu yang berkeinginan menjadi anggota gereja; menjadi orang Kristen.
Dia sudah mengikuti ibadah rutin selama enam bulan dan yakin pilihannya menjadi
pengikut Tuhan Yesus. Minggu sebelumnya, seorang rekan presbiter sektor
pelayanan VI datang bersama seorang
bapak yang mau menjadi anggota gereja sebab sebelumnya tergabung dalam aliran
menyimpang.
Tentu saja kerinduan saudara-saudara kita harus diawali dengan
proses pembinaan khusus yang nantinya
berujung pada pengakuan iman dalam peneguhan sidi. Dua kisah ini memperlihatkan karya Roh Kudus yang
terus bekerja dalam hidup pelayan-pelayan Kristus dan mereka yang dibimbing menjadi anggota tubuh Kristus di jemaat GPIB
Sejahtera, Bandung.
Aktif dan Peduli: Sikap Iman
Sikap
aktif dan peduli diperlihatkan dengan jelas dalam lembaran-lembaran Alkitab.
Injil Lukas mencatat kisah tentang seorang lumpuh diusung rekan-rekannya untuk
disembuhkan Tuhan Yesus. Sekalipun orang banyak menghalangi langkah mereka,
namun mereka bersepakat menolong yang lumpuh dengan cara membongkar atap dan
menurunkannya bersama dengan tempat tidurnya tepat di depan Tuhan Yesus. Yesus merespon baik tindakan mereka dengan
mengampuni dosa dan menyembuhkan si lumpuh (Lukas 5:18-19). Di pasal lain
dicatat tentang Zakheus, orang kaya dan
pendek yang dengan tangkas memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. Mengapa
Zakheus begitu antusias dan mau repot hanya untuk melihat Yesus? Ada masalah
apa sebenarnya dengan Zakheus? Sakitkah dia? Ternyata, tidak! Yesus merespon
positif perilaku Zakheus dengan berkata: "Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (Lukas
19:5) Zakheus senang menjadi bagian dari persekutuan murid Yesus. Ia bahkan
menunjukkan kepedulian membantu yang miskin dengan hartanya.
Tidak
hanya kepada yang sakit lumpuh dan yang kaya, Tuhan Yesus merespon positif
mereka yang datang dengan aktif dan peduli tidak hanya tentang hidup orang
lain, tetapi tentang dirinya sendiri. Bacalah percakapan Tuhan Yesus dengan
seorang terpelajar, Nikodemus yang berdiskusi perihal kehidupan kekal. Tuhan Yesus
tiba pada kesimpulan bahwa Nikodemus ternyata tidak mengerti soal kehidupan
kekal sebab dia tidak percaya perkataan-Nya: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Saat
kematian Yesus tiba, Nikodemus menunjukkan kasihnya dengan cara ”membawa campuran minyak mur dengan minyak
gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus,
mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut
adat orang Yahudi bila menguburkan mayat” (Yoh 19:39-40).
Jika
saudara aktif dan peduli dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian berarti
saudara mengerti dan percaya bahwa semua itu karena jawaban kita atas kasih
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memuji tindakan
orang Samaria yang murah hati sebab berbuat baik dengan harta, waktu, tenaga
dan perkataannya yang menenangkan hati sesamanya (Luk 10:30-35). Ketika kita
terlibat dalam pelayanan di tengah jemaat, hendaknya kita tidak memandang orang
lain dengan negatif dan melestarikan budaya permusuhan yang tersembunyi. Rasul
Paulus merumuskan dengan baik bahwa tanpa kasih maka hidup kita seperti gong
yang berkumandang; hidup kita sama sekali tidak ada gunanya; tidak ada
faedahnya (1 Korintus 13:1-3). Mereka yang aktif dan peduli senantiasa menjadi
berkat bagi orang lain dan tidak menyimpan kesalahan orang lain dalam hidupnya
sebagaimana perkataan firman Allah: “Tetapi
yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa” (1
Petrus 4:8).
GPIB Sejahtera
Bandung, Minggu, 26 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar