Segalanya Ditinggalkan
Tiga
hal yang pasti dihadapi manusia: kelahiran, perkawinan dan kematian. Hari
kematian seharusnya dipandang penting sebab seseorang akan meninggalkan dunia
dan masuk ke dalam kekekalan yang dianugerahkan Allah. Pada suatu hari kelak,
dalam satu embusan napas terakhir kita akan meninggalkan segalanya: harta
benda, karir, usaha, rumah, keluarga dan semua sahabat. Kematian adalah
konsekuensi logis dari dosa manusia seperti dicatat dalam Roma 5:12 “Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu
juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa”.
Tuhan kita Yesus Kristus telah mengalahkan kematian
sehingga kita hidup berpengharapan, “Dan aku mendengar suara dari sorga
berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan,
sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka
boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka
menyertai mereka” (Wahyu 14:13).
Melayani Selamanya
Alkitab memuat
kisah pelayanan luar biasa nabi Elia di tengah para penyembah berhala dan
bagaimana akhir hidup pelayanannya ketika Elia diangkat ke sorga dalam angin
badai. Kitab 2 Raja-raja 2:1-11 mencatat apa yang dilakukan Elia sebelum
terangkat ke sorga. Saat itu, Elia sedang dalam tugas pelayanan membimbing
penggantinya, Elisa dan menanti dengan sabar kehendak Tuhan terjadi. Apakah
Elia punya pilihan dengan cara, waktu dan tempat saat Tuhan mengangkatnya ke
sorga? Sama sekali tidak! Elia hanya percaya bahwa Tuhan akan membawanya ke sorga (2:1).
Elia
menantikan dengan setia janji Tuhan digenapi. Bayangkan bahwa Elia berjalan
dari Gilgal menuju Betel, lalu terus ke Yerikho dan terakhir melintasi sungai
Yordan. Elia tahu maksud Tuhan selalu baik, karena itu dengan sungguh-sungguh Elia
membina Elisa sebagai hamba Tuhan yang setia dan taat. Pada akhir pelayanannya,
Elia memberi kesempatan bagi Elisa meminta sesuatu yang penting. Yang Elisa
minta justru yang sukar. Elisa meminta urapan Roh Kudus agar dia dapat melayani
dengan kuasa Allah, "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari
rohmu." (2:9). Walau Elia tahu permintaan itu sukar tapi tidak mustahil
jika Elisa percaya pada kemurahan Allah.
Adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
kepada Elia jika dia tidak melewati proses kematian. Sampai akhir hidupnya,
Elia mengerjakan segala yang Tuhan minta. Sudah sepatutnya, kita yang beroleh
kepastian keselamatan menggunakan sebaik-baiknya waktu pemberian Tuhan.
Hari-hari dan tahun-tahun hidup kita hendaknya dimanfaatkan bagi kemuliaan
Tuhan dalam hidup pribadi kita; dalam keluarga kita; dalam pengabdian di tengah
masyarakat dan dalam pelayanan kita di
tengah jemaat Tuhan. Jika kita melayani Tuhan, selamanya hidup kita jadi
berkat, “Kenangan akan orang baik merupakan berkat, tetapi orang jahat segera
dilupakan” (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari Amsal 10:7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar