Sejatinya
doa adalah nafas hidup orang beriman. Kita meyakini bahwa segala sesuatu tidak
bisa kita lakukan dengan kekuatan sendiri. Kita memercayai bahwa campur tangan
Tuhan mutlak agar semua berlangsung dengan baik dan sesuai kehendak-Nya. Karena
itu, kita tidak boleh menyembunyikan identitas kristiani kita. Doa yang kita
ucapkan tidak boleh menjadi doa umum yang sifatnya netral dan abstrak ketika
kita berdoa di tengah orang yang berbeda keyakinan.
Tuhan Yesus mengingatkan
bahwa dalam doa tergambar relasi intim manusia dengan-Nya “apa juga yang kamu
minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam
Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya"
(Yohanes 14:13-14). Tuhan Yesus memastikan mereka yang dijawab doanya adalah
orang-orang yang dikenal-Nya dan yang percaya kepada-Nya.
Nama Yang Berkuasa
Mengapa
Yesus mengajarkan kita berdoa di dalam
nama-Nya? Sebab hanya Yesus yang menjadi Perantara satu-satunya bagi manusia bertemu
dengan Allah Bapa seperti tercatat dalam Yohanes 14:6 “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku”. Jika manusia dapat menolong sesama yang berkekurangan maka
terlebih lagi Allah Bapa dapat memberikan segala yang diperlukan anak-anak-Nya.
Tuhan Yesus memberikan jaminan agar mereka bersungguh-sungguh dalam doa, “Aku
berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu
akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Lukas 11:9). Relasi
yang intim dengan Yesus, memampukan kita meminta kepada Allah sebagai orang tua
sorgawi yang akan memberikan “ikan dan telur”, dan bukannya “ular serta
kalajengking” (Lukas 11:11-12).
Kuasa nama
Yesus tidak hanya diajarkan tetapi didemonstrasikan Yesus ketika orang sakit di
sembuhkan, orang mati dihidupkan, amuk lautan ditenangkan dan orang berdosa
diampuni. Rasul Paulus yang telah mengalami jamahan kuasa Yesus mengatakan soal
keunggulan nama Yesus sebab Yesus adalah Juruselamat yang taat sampai mati di
kayu salib sehingga “Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang
ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala
lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa!” (Filipi 2:9-11). Setan pun tidak berkutik menghadapi nama
Yesus (Matius 8:29). Rasul Paulus mendorong kita agar tidak malu bersaksi
tentang nama Yesus (2 Timotius 1:8). Perkataan Paulus ini
mengulangi apa yang sudah dikatakan Tuhan Yesus “sebab barangsiapa malu karena
Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan
berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak
dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." (Markus 8:38)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar