Alasan Klasik
Dalam kehidupan
bergereja, selalu tidak mudah mencari pribadi-pribadi yang berkomitmen melayani
Tuhan dengan penuh semangat. Kebanyakan mereka yang terlibat dalam pelayanan
adalah wajah lama dan tak tergantikan. Sementara yang lainnya berkata cepat:
“Saya masih sibuk dengan kerja. Saya masih baru dan belum waktunya terlibat.
Saya tidak pandai bicara dan orang berdosa” Sebuah pembenaran yang halus
sebagaimana juga pernah dikatakan Musa (Kel. 4:10), Yesasa (1:6) dan Petrus (Lukas 5:8) saat panggilan
pelayanan datang dalam hidup mereka.
Apakah alasan klasik itu sesuatu yang harus dimengerti dan diterima begitu saja?
Apakah regenerasi dalam pelayanan gereja menjadi kebutuhan bersama yang perlu
didoakan dan dipompakan terus menerus?
Allah dalam rentang karya keselamatan
mencari, menguatkan, mendorong, dan meneguhkan mereka yang awalnya punya
keberatan pribadi dan akhirnya menjadi pemimpin rohani yang kuat seperti Musa,
Yesaya dan Petrus.
Melayani: Sebuah Pekerjaan yang
Baik
Sebuah cerita pernah dikisahkan tetang orang yang
berdalih. Orang ini selalu menolak ajakan melayani entah sebagai pengajar
Alkitab; sebagai pemandu lagu bahkan untuk tugas sederhana sebagai penyambut
tamu. Orang ini selalu mengatakan bahwa dirinya tidak dapat melakukan semua itu
kecuali duduk manis di bangku gereja. Sampai tiba hari penghakiman datang.
Suara Tuhan berkata, "Aku hanya perlu tiga dari kamu untuk melakukan
pekerjaan bagi-Ku." Dengan menangis Orang ini berkata: “Ya Tuhan, saya
akan melakukan pekerjaan itu, saya bisa melakukan semuanya." Tapi suara Yesus
berkata, "Maaf, anakKu, di Surga tidak ada bangku gereja." Apakah
tugas kita sebagai warga gereja hanya menjadi warga gereja yang duduk manis dan
menunjuk orang lain sebagai yang orang terbaik bagi tugas pelayanan gereja? Saya percaya bukan itu yang dikehendaki Tuhan
bagi kita.
Dalam Efesus 2:10 dikatakan “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan
dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”. Allah menghendaki lebih dari sekedar duduk
di bangku gereja dan menikmati persekutuan. Allah mau kita memberi diri dalam
pekerjaan baik mengembangkan pelayanan sebagaimana Musa, Yesaya dan Petrus
dipakai Allah menjadi pribadi luar biasa. Benarkah saya dapat dipakai Allah
bagi tugas pelayanan? Lebih tajam lagi,
sudahkah kehadiran saya sebagai hamba Kristus memberkati jemaat dan keluarga
saya sendiri? Adakah kerendahan hati menjadi karakter rohani yang membuat kerja
pelayanan saya dapat membawa sukacita dalam persekutuan?
Dengan sangat kita berdoa agar Roh Allah berbicara
kuat dalam hati batin dan pikiran saudara sehingga panggilan Allah berlaku
dalam hidup kita di tengah jemaat Tuhan. Berdoalah secara pribadi dan mintalah
hikmat Tuhan untuk memberikan pengertian yang dalam sehingga saudara tidak
perlu gelisah tentang jabatan dan tugas yang kelak saudara emban. Pilihlah mereka yang bekerja
bagi Tuhan dengan hati nurani yang dimurnikan Roh Kudus sehingga saudara dengan
gembira mendukung kerja pelayanan mereka agar nama Tuhan Yesus dipuji dan
dipermuliakan selama-lamanya.
GPIB
Sejahtera Bandung, Minggu, 17 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar