Beragam Pengertian
Alkitab
mencatat bahwa doa menjadi soal penting dalam hidup manusia. Setelah lahir Enos
bagi Set, maka “waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN” (Kejadian 4:26).
Doa dinaikkan saat manusia menghadapi pencobaan dan musibah. Atau, ketika
mereka diperhadapkan dengan kesukaran dan masalah. Tuhan Yesus menegaskan dalam
pengajarannya, bahwa kita “harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”. (Lukas
18:1)
Doa tentu dapat dimengerti sebagai undangan agar Tuhan campur tangan
dalam persoalan hidup kita. Doa juga bisa berarti pertempuran melawan kuasa
kegelapan sebab doa adalah senjata terbesar menaklukkan iblis. Doa dapat memberikan
bau harum bagi tugas pelayanan kita. Doa itu menyempurnakan karakter kristiani
sehingga kita bertumbuh dalam anugerah Allah. Dengan berdoa, kita terus
terhubung dengan sorga. Gereja yang berdoa tidak pernah menjadi museum bagi
orang-orang suci yang dingin dan beku.
Prioritas dan Praktek Iman
Rasul Paulus mengulang apa yang Tuhan
Yesus katakan, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa!” (Rom 12:12) Beberapa tokoh Alkitab memberikan prioritas penting
dalam soal berdoa seperti Ayub (1:5), Abraham (Kejadian 12:7, 8; 13:4, 18; 22:9),
Musa (Keluaran 33:11; 17:11), Daud
(Mazmur 3-6), Elia (1 Raja-raja 17:1;
18:36-38), Daniel (6:11). Tuhan Yesus mengingatkan agar kita tidak menjadi
orang munafik saat berdoa (Matius 6:5).
Tuhan Yesus sendiri mempraktekkan apa
yang diajarkan-Nya saat berdoa sebelum memberi makan 5000 orang (Yohanes 6:11); sebelum membangkitkan Lazarus
dari kematian (Yohanes 11:41); sebelum menghadapi penyaliban (Lukas 22:41-45)
dan sebelum mati tersalib untuk menanggung dosa kita (Lukas 23:34). Tuhan Yesus
mengajarkan doa yang seimbang kepada murid-murid-Nya dan membangunkan mereka
agar tidak tertidur saat berdoa.
Jelas doa bukan sekedar tindakan
biasa. Doa menjadi sia-sia jika dilakukan dengan motif memuaskan hawa nafsu tanpa
rasa syukur dan harap (Yakobus 4:3).
Beberapa orang menjalani rutinitas hidup tanpa doa yang sungguh-sungguh
sehingga mengalami kelelahan dan amarah. Yang lain menjalani hidup tanpa doa
sama sekali. Mereka malas berdoa dan
menganggap diri pandai dalam mengelola kehidupan. Sama sekali tidak ada waktu
buat Tuhan! Apakah cara hidup seperti ini sehat dan berkenan bagi Tuhan?
Jawabannya kembali pada apa yang Tuhan Yesus ajarkan agar kita “harus selalu
berdoa dengan tidak jemu-jemu”. (Lukas 18:1)
Mulailah berdoa saat bangun pagi dan
ketika beristirahat dalam pembaringan. Bersyukurlah dalam doa ketika menikmati makanan. Berdoalah saat gaji diterima
dan dengan iman menyerahkan persembahan persepuluhan. Berdoalah sebelum
berangkat ke suatu tempat dan ketika datang ancaman serta penyakit. Berdoalah
secara pribadi sebelum saudara terlibat dalam pelayanan gereja agar saudara
tidak mencuri kemuliaan Tuhan dan jadi berkat bagi jemaat Tuhan. Jangan pula
lalai menaikkan doa syukur ketika doa-doa sudah terjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar