Periode 1948-1966
Persidangan
gerejawi dalam rangka pembentukan GPIB sebagai gereja ke-4 di luar GMIT, GPM
dan GMIM dilakukan di Jakarta yang
disebut sebagai Persidangan Proto Sinode pada tanggal 25-31 Oktober 1948, di
Gereja "Paulus," Jl. Taman
Sunda Kelapa 12 Jakarta dan Gereja
"Immanuel," Jl. Medan Merdeka Timur 10 Jakarta. Beberapa pokok
penting yang dibahas yaitu Tata Gereja dan Peraturan di bidang pengorganisasian
dan pelembagaan GPIB. Atas kasih karunia
Allah dan pertolongan Roh Kudus, tanggal
31 Oktober lahirlah gereja ke-4 dengan nama "De Protestantse Kerk in
Westelijk Indonesie" (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) yang
berbentuk presbiterial sinodal. Mereka yang terpilih sebagai fungsionaris Majelis
Sinode
GPIB yang pertama: Ketua: Ds. J.A. de Klerk, Ketua I: Ds. B.A. Supit, Sekretaris I: Ds. L.A. Snyders, Sekretaris
II: J.A. Huliselan, Bendahara E.E. Martens, Penasehat: E.A.P. Kleis, Pendeta
Bahasa Indonesia: Ds. D.F. Sahulata dan Pendeta
Bahasa Belanda: Ds. J.H. Stageman.
Persidangan
Sinode (PS) GPIB ke-II diselenggarakan pada tahun 1950 di GPIB Imanuel Jakarta.
Pembahasan terpenting adalah masalah bahasa yang digunakan dalam pelayanan
serta pembentukan Dewan Pemuda yang mengkoordinasi kegiatan-kegiatan pelayanan
pemuda dan sekolah minggu. Tepat 15 Juli 1950 dijadikan sebagai tanggal
berdirinya wadah Gerakan Pemuda GPIB. Tiga tahun kemudian, PS GPIB ke-III, yang
berlangsung 13 - 17 April 1953 di GPIB "Immanuel" Jakarta, membahas
soal: Keesaan dalam GPI dan Rancangan
peraturan jemaat setempat. Selanjutnya, PS GPIB ke-IV dari tanggal 1 -7 Mei 1955
di Gereja "Paulus" Jakarta, membicarakan soal: bentuk GPIB, liturgi
GPIB, hubungan dengan gereja lainnya, pelayanan di ABRI dan soal "Makasar."
Tahun 1958 berikutnya dilaksanakan PS GPIB ke-V di Gereja "Immanuel"
Jakarta dengan keputusan menetapkan :"GPIB hanya mengenal satu Jemaat, “satu
Majelis Jemaat-satu Kas” dan bahasa Indonesia ditetapkan sebaagai bahasa resmi
dalam pelayanan.
Pada tahun
1959, tepatnya 6 September dibentuk wadah BPK Pelayanan Anak GPIB (dulu disebut
SMKA / SMKR). Tahun 1960, PS GPIB ke-VI
di Gadok Bogor, membahas Pola Jemaat Missioner dimana segenap warga gereja dan
kelembagaan jemaat terlibat dalam penginjilan di segala lingkungan hidup. Dua
tahun kemudian, di Gereja Maranatha Surabaya dilakukan PS GPIB ke-VII tahun 1962 yang membahas soal rancangan Tata
Gereja yang baru dan Perkawinan Kristen. Lalu tahun 1964 PS GPIB ke-VIII di
Gereja Maranatha Bandung dibahas soal ketetapan Peraturan Jemaat GPIB,
pola Klasis ditiadakan dan Liturgi GPIB.
Setahun berikut, pada 18 Februari 1965 dibentuklah wadah BPK Persatuan Wanita GPIB
sebagai sarana pelayanan kaum wanita di jemaat GPIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar