Berbuat Baik tak Dilarang
Legalisme
Yahudi memaksa orang tunduk pada aturan agama secara ketat tanpa kekecualian.
Pemimpin agama Yahudi melarang berbuat sesuatu pada hari Sabat sekalipun dengan
alasan kemanusiaan seperti memetik bulir gandum karena lapar (Matius 12:1-2)
atau menyembuhkan orang yang sakit (Matius 12:10). Tuhan Yesus melawan ajaran
yang meminggirkan manusia dan memberhalakan aturan. Tuhan Yesus mengutip
beberapa ayat kitab suci, “jawab Yesus
kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan
mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan
bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh
dimakan, baik olehnya
maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah
kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar
hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?” (Mat 12:3-5) Tuhan
Yesus menghendaki agar orang percaya mengutamakan kebaikan terhadap sesama dan
bukan menghukum orang lain, “Jika memang kamu mengerti maksud
firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu
kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah”. (Matius 12:7)
Taat pada Perintah Yesus
Kesembuhan
bagi orang yang mati sebelah tangan kanannya (Lukas 6:6; Matius 12:10)
dilakukan Tuhan Yesus untuk mengajarkan bahwa belas kasihan Allah tidak dapat
diatur dan dibatasi oleh aturan tentang
hari Sabat. Kedudukan Tuhan Yesus lebih besar dari aturan tentang hari Sabat, “Karena
Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Matius 12:8). Karenanya, kita
wajib menolong sesama, “Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba?
Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." (Matius 12:12).
Dalam
konteks pengajaran itu, Tuhan Yesus memerintahkan orang yang mati sebelah
tangan kanannya mengulurkan tangannya kepada Tuhan Yesus. Perintah Tuhan Yesus
direspon positif oleh si sakit. Orang ini tidak berpikir tentang kondisinya
yang sakit, tetapi terarah pada perintah Tuhan Yesus. Perintah Tuhan Yesus itu
begitu kuat mempengaruhi pikiran dan tindakannya sehingga otomatis tangan
kanannya terarah kepada suara Tuhan Yesus: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan
ia mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti
tangannya yang lain (Matius 12:13). Datang
beribadah sejatinya bukan memata-matai orang lain dan menganggap diri lebih
rohani, tetapi lebih pada sikap syukur dan peka terhadap kebutuhan sesama.
Mujizat kesembuhan adalah kehendak Tuhan bagi kita. Tuhan Yesus selalu hadir
dalam persekutuan umat-Nya, karena itu hendaknya kita percaya bahwa mujizat
kesembuhan senantiasa terjadi jika kita berharap dan percaya pada kuasa-Nya
yang tak dapat dihalangi oleh apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar