Hukum dan Anugerah
Kebanyakan
warga gereja memahami Perjanjian Baru lebih unggul dibanding Perjanjian Lama.
Dasar argumentasi mereka bahwa yang lama sudah dibaharui dan karena itu tidak
perlu dipergunakan. Kebebasan kristiani karena anugerah yang diberikan dalam
iman kepada Yesus Kristus, dimengerti sebagai keterpisahan mutlak dari
kebenaran firman Allah sebagaimana termuat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
Tuhan
Yesus sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa hukum Taurat sudah berakhir.
Dalam Matius 5:17-19 Yesus menegaskan pentingnya pemberlakuan Hukum Taurat bagi
orang percaya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik
pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena
itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki
tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan
dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.” Tidak perlu dipertentangkan antara hukum
dan anugerah sebab semua adalah pemberian Allah bagi manusia sesuai waktu dan
kebutuhan agar manusia mengetahui kehendak Allah dan kasihNya.
Prioritas Iman
Allah
menuntut penyembahan mutlak dari umat kepada-Nya. Umat tidak dapat hidup dalam
penyembahan berhala dan melakukan segala sesuatu yang jahat sebab hal demikian
menyakitkan Allah dan tidak mempermuliakan nama-Nya. Tuhan Yesus menjawab
bujukan iblis dengan kata-kata bahwa Tuhan yang patut disembah,” Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius
4:10) Jika kita menyakini bahwa kekayaan dan rejeki berasal dari Tuhan maka
kita dapat gunakan berkat-Nya bagi pekerjaan pelayanan di gereja memulikan nama
Allah dan memberkati umat-Nya. Kepercayaan
dan keteguhan hati bahwa kita hidup diberkati Allah menjadikan kita mampu
memberi prioritas kepada Allah dengan sukacita dan kelegaan, “Tak seorang pun
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon." (Matius 6:24) Hakikatnya bukan pada seberapa besar pendapatan,
keuntungan, gaji atau upah kita, tetapi pada sikap hati yang mau taat pada
Allah dalam kata dan perbuatan. Hidup yang kuatir selalu menggagalkan kita
memberi persembahan persepuluhan. Adakah solusinya? Yesus berikan obatnya, “Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena
hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari."( Matius 6:33-34) Persepuluhan diberikan agar kita hidup
mengandalkan Tuhan dan mempercayai bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong kita
dengan cara yang ajaib dan mengherankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar