Mengampuni dengan segenap hati
Pengampunan sering dipahami sebagai relasi antara manusia dengan Tuhan Allah. Bukankah selalu dikatakan Tuhan Maha pengasih dan Maha pengampun? Pengampunan hanyalah milik Tuhan sebab Tuhan dapat mengampuni seberat apapun salah dan dosa manusia. Namun kalau pengampunan itu dimintakan dari pihak manusia, maka manusia tidak dapat bertindak seperti Tuhan. Manusia memiliki keterbatasan termasuk dalam soal mengampuni. Bisa mengampuni tetapi ada batasannya, ada kalkulasinya, ada hitungannya! Pengampunan itu harus rasional!
Persoalan inilah yang diajukan Petrus kepada Tuhan Yesus: Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku? Sampai tujuh kali? (18:1). Benarkah memang manusia harus membatasi diri dalam mengampuni sesamanya yang bersalah? Bagaimana sebenarnya ajaran Tuhan Yesus dalam hal mengampun bagi kita sebagai pengikut Tuhan Yesus?
Tuhan Yesus dengan ringkas menjawab pertanyaan Petrus bahwa bukan 7 x mengampuni melainkan : 70x7x! Pengampunan itu tidak terbatas, setiap hari, sepanjang tahun. Mengapa demikian? Tuhan Yesus menjawabnya dengan sebuah perumpamaan tentang hamba yang diampuni Raja karena hutangnya 10.000 talenta (Cat. 1 Talenta = 6.000 dinar. Jadi 10.000 talenta x 6.000 = 60.000.000 dinar; sementara 1 dinar = upah kerja sehari dan dikoversi Upah harian= + Rp. 30.000/hari. Nilai rupiah 10.000 talenta berarti Rp. 30.000 x 60.000.000 hari = 1.8 trilyun). Sementara hamba itu memenjarakan temannya yang berhutang 100 dinar (100 dinar x Rp. 30.000 = Rp. 3.000.000) kepadanya.
Hamba itu hanya mau menerima pengampunan dan tidak mau melakukan yang sama saat orang lain bersalah kepadanya. Hutangnya yang besar dapat dibebaska Raja dan saat orang lain berhutang, sama sekali tidak ada belas kasihan. Hamba ini tidak mau menerima temannya memohon keringanan. Perlakuan yang tidak adil itu yang kemudian dipertanyakan Raja, Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? (ay. 33) Ketidakmauan mengampuni adalah kesalahan besar. Di situ Raja bersikap tegas. Hamba itu dihukum untuk segera melunasi hutang-hutangnya.
Dengan contoh ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya bahwa pengampunan Allah dapat dipraktekkan murid-murid Yesus sebab Allah mengampuni manusia yang berdosa tanpa hitung-hitungan. Pengampunan Allah sudah dialami saat manusia berdoa mohon agar kesalahan dan dosanya diampuni, dibebaskan dari hukuman. Manusia yang sadar dan mengakui salah dan dosanya, pasti tidak mau mendapat hukuman dan kebinasaan. Pengampunan Allah yang diterima dengan iman, membantu orang beriman melakukan yang sama: mengampuni saudaranya yang bersalah dengan sepenuh hati. Jadi pengampunan itu dapat dilakukan seberat apapun kesalahannya sebab kita menerima hati yang mengampuni yang diberikan Allah dalam hidup kita.
Kesalahan utama manusia bahwa kita cepat berdoa mohon pengampunan Allah tetapi lambat mengampuni yang bersalah. Sikap demikian jelas karena ketidakmauan kita melakukan perintah Allah. Kita mau menang sendiri dan hanya menuntut orang lain berlaku baik bagi kita. Di sinilah kita diingatkan untuk menghayati kasih Allah yang telah mengampuni dosa kita . Sudahkah kasih Allah kita alami dengan sempurna dalam hidup kita? Maukah kita menjadi anak-anak Allah yang tergerak melakukan yang sama? Kita perlu berdoa dengan sikap hati yang benar bahwa sebenarnya hidup kita pun tidak berkenan bagi Allah; memalukan namaNya yang kudus dan kekal.
Mengampuni adalah kehendak Allah yang perlu kita lakukan. Mengampuni suami; istri; anak-anak; pimpinan; rekan sekerja; tetangga; saudara seiman; bahkan diri sendiri. Dengan mengampuni, maka kita mengalami kasih Tuhan yang berlanjut; kasih yang diperbaharui; kasih yang sempurna. Dengan mengampuni, orang lain juga dapat mengalami kasih Allah; hidup mereka diberkati; hidup mereka dipulihkan; hidup mereka ada dalam damai sejahtera Allah. Hidup dalam kebahagiaan dapat dialami saat kita diampuni dan mengampuni saudara kita.
Kita hanya dapat mengampuni dengan benar jika hati kita berpaut kepada Allah. Jadi bukan karena kuasa kita; bukan karena hitung-hitungan; bukan semata karena ingin dipuji orang atau karena momen tertentu (hari natal; paskah; atau saat sakit). Karena itu mohonlah Roh pengampunan dalam hidup kita agar kita terlepas dari dosa dendam dan kebencian. Anak-anak Allah; kita semua diberi otoritas mengampuni agar damai sejahtera Allah dialami banyak orang dan Allah dipermuliakan lewat hidup kita. Bersukacitalah jika kita mau melakukan kehendak Allah dengan segenap hati. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44). Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar