Gereja hadir untuk menjadi saksi Yesus
memberitakan Injil sampai ke ujung dunia dengan keyakinan pada pertolongan Roh
Kudus dan kuasa sorgawi yang menyertainya (Matius 28: 18-20). Penugasan itu
ditujukan kepada sejumlah kecil orang untuk menuai panen yang sudah matang
(Lukas 10:2). Pekerjaan besar yang tak ada habisnya dan menuntut komitmen dan
penyerahan diri kepada Allah. Allah membutuhkan orang-orang yang peduli dan
peka atas panggilan pelayanan bagi manusia yang terasing, berdosa, dan dalam
kepahitan. Secara terang benderang, kita mendapati terjadinya perceraian,
kemurtadan, permusuhan, kesuam-suaman, kesombongan, pemberhalaan, zona nyaman
dan antikristus.
Gereja
dapat mengalami serangan serius yang melemahkan kehadirannya di tengah
masyarakat sehingga perlu mendapat perhatian kita dalam memperbaiki apa yang kurang dan mempertahankan
serta mengembangkan apa yang baik selama ini. Tujuh alasan dapat didaftarkan sebagai
sebab mengapa jemaat tidak berkembang dalam perjalanannya. Tujuannya bukan
untuk menghakimi, tetapi agar kita bersehati memperbaharui komitmen dan kesetiaan
dalam tanggungjawab pelayanan dan kesaksian yang sudah dipercayakan Tuhan bagi kita.
1.
Visi
Gereja yang tidak jelas dipahami warga jemaat
Coba
tanyakan visi GPIB kepada teman sebelahmu atau rekan sepelayanan saudara! Jika
di antara kita sendiri tidak ada pengetahuan yang sama maka tidak misi Allah
yang dapat dilaksanakan dengan tuntas sebagaimana kehendak-Nya. Pemimpin yang
buta mencelakakan orang lain yang mengikutinya sebab keduanya sama-sama buta. (Matius
15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka
orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti
keduanya jatuh ke dalam lobang.") Mereka kehilangan visi Allah karena
kurang pengetahuan (Hosea 4:6). Jika kita mengerti dengan benar mengapa kita
melayani Tuhan dan jemaat pun memiliki
pengertian yang sama, maka kita dapat bertolong-tolongan dalam melayani sesuai
dengan hukum kasih yang diajarkan Tuhan Yesus
bagi kita (Galatia 6)
2.
Fokus
yang hanya menyenangkan manusia dan bukan Allah
Jika
pelayanan sekedar membuat orang memuji diri kita dan kehebatan yang kita
miliki, maka gereja sudah kehilangan fungsi utamanya mempermuliakan Allah dan
menyenangkan hati Bapa. (Markus 7:6
Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai
orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku”).
Kita
bisa bertindak seperti ahli Taurat dan orang Farisi yang berlaku munafik dan
kehilangan upahnya. (Matius 6:5
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya).
3. Kepemimpinan
rohani tanpa gairah pelayanan yang menyala-nyala
Para
pelayan Tuhan bukanlah orang upahan yang
bekerja asal dan malah merugikan Tuhan. Yang diberi tugas pelayanan adalah
orang yang dipercaya bekerja bagi kerajaan Allah. Hamba yang malas bukan dipuji
sekalipun dia punya argumentasi kuat, tetapi akan menerima hukuman yang
mengerikan (Mat 25:26-30). Tanpa karya Roh Kudus, mereka melayani hanya untuk
mengejar materi dan memelihara dusta .
Mereka yang melayani hanya karena kristus pasti melayani dengan rajin dan
antusias (Roma 12:11 Janganlah hendaknya
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan).
4.
Kurangnya
doa di dalam kehidupan rohani.
Tuhan
Yesus mengingatkan agar kita waspada dan berjaga-jaga dalam tugas pelayanan
yang berat sebab tanpa kekuatan doa kita bisa tak berdaya menghadapi
pergumulan. Kita tidak bisa mengutus
orang yang memiliki kualifikasi rohani yang buruk untuk tugas pelayanan yang
sarat dinamika (Kis. 6:1-4; 1 Tim 3:1-13). Bahkan kita tidak dapat
mendemonstrasikan kuasa Allah sebab doa kita tidak punya akar iman yang benar
untuk memberkati orang lain (Yak 5:16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan,
supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat
besar kuasanya). Disiplin rohani ini mutlak dimiliki sama seperti disiplin merenungkan
firman Tuhan (Mazmur 1).
5.
Keenganan
untuk berkorban
Kekuatiran
dan ketakutan menjadikan kita tidak dapat memberi bagi Tuhan dengan maksimal.
Tuhan meminta para murid menjadi penjala manusia. (Matiu 4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.") Bukan separuh penjala ikan dan separuh
penjala manusia. Tuhan meminta totalitas dalam pelayanan agar apa yang diberitakan
memberkati orang lain dan menjadikan mereka sebagai murid Tuhan Yesus yang rela
kehilangan apapun demi memperoleh apa yang Tuhan Yesus janjikan. (Matius 19:29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan
rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya,
anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan
memperoleh hidup yang kekal.)
Melayani
Tuhan sama seperti memikul salib yang harus dilakukan dengan penyangkalan diri
dan dalam kesetiaan (Luk 9:23 Kata-Nya
kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”) Tuhan
bahkan memberi diri-Nya untuk diuji jika kita rela memberi dengan penuh
sukacita bagi kemuliaan-Nya (Maleakhi 3:10).
6.
Tidak
taat pada perintah Allah
Tugas
melayani adalah perintah ilahi dari Tuhan
Yesus bagi gereja-Nya (Lukas 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang.") Tugas penyelamatan itu
membutuhkan komitmen pribadi dengan bertindak aktif (Markus 16:15 “Ia berkata
kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk”). Tugas ini kita lakukan sebab kita sudah menerima damai sejahtera
yang dijanjikan-Nya (Yoh 20:21 “Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai
sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu.")
Tugas
yang mustahil dapat dilakukan tanpa campur tangan kuasa Roh Kudus (Kisah 1: 8 “Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.")
Tuhan Yesus sendiri memberi contoh dengan melayani mereka yang dalam keraguan tentang
kebangkitan-Nya (Luk 24:27 “Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi”).
7.
Lebih
mengutamakan kebesaran diri.
Tuhan
Yesus sudah mengingatkan murid-murid untuk tidak mengejar ambisi pribadi dalam
kerja pelayanan bagi Allah guna memperoleh popularitas dan nama besar. (Matius
20:26-28 “Tidaklah demikian di antara
kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang.")
Jika
kepentingan diri begitu dominan maka yang muncul adalah pertengkaran hebat.
Jika begitu kemarahan meluap di hati masing-masing orang dan hal demikian tidak
benar karena “seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah
terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut
dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal
kebenaran” (2 Tim 2:24-25). Akibatnya mereka lebih suka menghakimi orang lain
sama seperti orang munafik yang melihat selumbar di mata saudaranya dan lalai
memperhatikan balok di dalam matanya sendiri (Mat. 7:4).
Percakapkan
bersama!
- Bagian mana dari 7 daftar ini yang terjadi dalam pelayanan saudara sehingga menghambat perkembangan pelayanan dan kesaksian dalam gereja Tuhan? Apakah soal yang ada ini benar-benar saudara pahami dan menggugah saudara untuk bersehati berkomitmen penuh bagi Tuhan?
- Bagaimana cara terbaik agar pelayanan dan kesaksian gereja semakin berkembang dan memberkati banyak orang? Solusi apa yang dapat saudara berikan untuk mendukung perkembangan pelayanan dan kesaksian gereja? Berikan pendapat saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar