Ungkapan umum tentang keterbatasan dan yang mustahil diharapkan sesuatu yang baik datang, “Sudah kecil, suka berkelahi pula.” Pengertian demikian dapat menolong kita memahami situasi kehidupan umat Tuhan saat nabi Mikha diutus untuk menyampaikan Firman Allah. Mikha (akronim Mikhayehu, Siapakah seperti YAHWE?) bernubuat pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas dan Hizkia pada abad ke-8 M. Populer disebut sebagai nabi kampung (1:1), namun banyak memiliki informasi tentang situasi sosial keagamaan Israel Utara dan Selatan. Perilaku jahat tuan tanah yang kaya dengan memeras rakyat miskin (2:1-2); korupsi dikalangan pemuka agama (2:11); penyelewengan hukum oleh pejabat yang berwenang (3:10) dan hidup keagamaan yang penuh kemunafikan (3:11).
Nabi Mikha berbicara soal ketidakadilansosial dan implikasinya. Umat dihukumn Allah dengan mengunakan bangsa Asyur. Hukuman itu mengerikan. Luluhlah gunung-gunung (1:4), lembah-lembah terbelah (1:4), luka yang tidak sembuh (1:9) dan turunnya malapetaka dari Tuhan (1:12). Malapetaka itu bukannya katanya, tetapi sudah datang menghampiri leher mereka (2:3). Kebinasaan yang tak dapat dipulihkan (2:11). Namun di tengah hukuman Allah itu, nabi Mikha bernubuat tentang janji keselamatan Allah bagi mereka yang tetap setia hidup dalam kebenaran Firman Allah. Mereka inilah yang selalu setia dan mengasihi Allah dalam hidupnya. Jelas hidup mereka yang jahat dapat dibedakan dengan yang baik. Mereka yang baik ini yang menerima janji Allah dan hidup dalam janji itu.
Janji keselamatan Allah itu berisi (1) rencana indah dan komitmen Allah yang pasti bagi umatNya. Perkataan sungguh-sungguh diucapkan berulangkali (ay. 12), hendak menegaskan bahwa Allah tidak bermain-main dengan janjiNya. Allah menyatukan dan mendamaikan mereka yang berasal dari Utara dan Selatan. Di sini kuasa Allah bekerja ketika kambing dan domba disatukan dalam kandang. Mereka dapat dipertemukan karena kehendak Allah saja. Jelas kebencian dan permusuhan dilenyapkan oleh kuasa Allah. Kesatuan dan kedamaian dihadirkan Allah dan menjadi janji Allah bagi umatnya yang berharap hidup mereka diperbarui.
Umat tidak usah ragu dan putus asa kalaupun mereka tidak mampu menghadapi halangan dan hambatan yang selalu datang mencegah hadirnya kesatuan dan kedamaian. Allah sendiri dengan kuasaNya hadir menghancurkan penghalang dan hambatan seberat apapun. Umat menantikan Sang Penerobos yang akan maju memimpin umatNya. Tuhan Yesus sendiri yang menjadi kepala barisan mereka (2:13). Umat mengalami perlindungan dan keselamatan karena mereka berada dalam kuasa Allah yang datang .
Minggu Advent ke-2 mengingatkan kita sebagai gereja Tuhan untuk tidak kuatir dan takut menghadapi kuasa jahat yang mengelilingi hidup kita. Kuasa jahat itu selalu membenci kebaikan dan mencintai kejahatan (2:2). Mereka dikenali Allah sebagai orang berdosa sehingga doa mereka tidak dijawab Allah sebab Allah menyembunyikan wajahNya dari mereka (3:4). Jelas dapat dibedakan antara doa dari anak-anak kebaikan dan anak-anak kejahatan. Allah menjawab doa orang-orang benar tepat pada waktunya sesuai kehendakNya. Tidak ada keraguan dan tidak ada yang mustahil di situ. Jika demikian masa penantian kita mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dan berdoa tekun sehingga kita tidak jatuh dalam pencobaan dan terikut sebagai pelaku kejahatan yang memalukan nama Tuhan Yesus.
Advent mengajak kita untuk mengalang kesatuan dan kedamaian saat masih ada pihak-pihak yang menyimpan bara kebencian dan memancing api permusuhan. Harapan kita tentang kesatuan dan kedamaian bukan datang dari pihak manusia, sebab selalu ada kompensasi yang diminta; ada hitung-hitungannya dan selalu ada yang mau menang dan benar sendiri. Seraya berharap munculnya kesatuan dan kedamaian, kita percaya kepada kemurahan Allah yang melimpah buat hidup pribadi, keluarga dan persekutuan. Kiranya kita tidak mengandalkan kemampuan kita atau menepuk dada seolah kita berjasa untuk suatu perkara dalam hidup ini.
Pada hakikatnya, mereka yang mempersiapkan diri menyambut natal kiranya membersihkan perbendaharaan hatinya dari hal-hal yang kotor dan tidak berkenan bagi Allah. Persembahan yang berkenan bagi Allah di hari Natal dan kedatanganNya adalah hidup yang selalu diperbaharui dalam hati dan pikiran. Karena itu jangan buru-buru mengeluh, mempersalahkan dan menyerah.
Kuasa Allah bekerja mengubah apa yang tidak mungkin. Penerobos datang dan maju memimpin umatNya. Kiranya kita mau dipimpin oleh kuasa Allah sehingga dalam satuan-satuan yang kecil, kita mau berdamai dan hidup dalam kehendakNya. Jika kita mau hidup dengan pimpinan Tuhan Yesus, maka hidup kita senantiasa diberkati Allah. Setiap kita selalu berjalan dalam bayangan yang mengikuti kemanapun melangkah. Seperti itulah cara Allah memberkati hidup kita. Kemanapun kita melangkah hidup kita dipenuhi dengan kebaikanNya. Mari kita hidup dengan kuasa Yesus yang menyelamatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar