Paskah
Kristen yang kita rayakan minggu lalu adalah karya keselamatan Allah yang
mengajarkan kita agar bersyukur sebab kematian telah dikalahkan dan kelak dalam
hari penghakiman Allah kita beroleh kehidupan kekal sebab Yesus yang telah mati
tersalib menjadi jaminan keselamatan kita.
Karya keselamatan yang disebut
paskah ini juga dialami bangsa Israel saat mereka dibebaskan Tuhan dari
malaikat kematian saat tulah kesepuluh mendatangi bangsa Mesir. Allah
menyelamatkan karena ketaatan umat Israel yang membubuhi darah pada tiang pintu
dan ambang atas rumah mereka.
Bangsa Israel diberi perintah saat tulah
ke-10 datang. Kekerasan hati bangsa Mesir berakibat tragis dengan kematian
seluruh anak sulung orang Mesir dan makhluk hidup lainnya. Kematian itu justru
menjauh dari kediaman bangsa Israel saat mereka mengikuti perintah Tuhan untuk
menyembelih hewan dan membubuhkannya pada rumah mereka. Juga mereka diajar
untuk makan roti tidak beragi sebagai simbol bahwa mereka harus segera bergegas
pergi. Dengan mempraktekkan kembali kisah penyelamatan Tuhan maka diharapkan
generasi bar terus meyakini bahwa hidup mereka semata karena anugerah Allah.
Mereka selamat sebab Tuhan mengasihi mereka dan melindungi nyawa mereka dari
kuasa kematian. Allah lebih berkuasa dari kuasa yang dimiliki manusia.
Kita dalam hal ini diingatkan untuk
selalu setia memelihara apa yang diperintahkan Tuhan. Tujuan firman Allah agar
kita selamat dan hidup di dalam pemeliharaan-Nya. Dengan taat, kita terhindar
dari bahaya maut yang datang dengan tiba-tiba. Dengan taat, kita tahu bahwa
Allah dapat bertindak menghukum mereka yang selalu berlaku jahat dan suka
menindas umat-Nya. Bukankah firman Allah katakan bahwa pembalasan adalah hak
Tuhan dan bukan hak kita (Roma 12:19).
Kita diajarkan untuk terus menceritakan
apa yang menjadi keyakinan kita tentang Tuhan Yesus yang telah mati tersalib
dan bangkit pada hari ketiga. Pada hari Paskah kita diingatkan untuk terlibat
dalam Perjamuan Kudus dan berkumpul bersama di hari Minggu untuk merayakan Paskah Kristus. Kita
bergembira di hari Paskah dan percaya hidup kita berkemenangan di dalam Yesus.
Dengan Paskah kita terus beribadah dengan penuh sukacita dan membawa anak-anak
kita beribadah di hari Minggu, hari kemenangan Kristus atas maut.
Dalam banyak hal, kita mengucap syukur
saat selamat dari musibah: entah kapal tenggelam, kecelakaan maut atau lolos
dari serangan perampok. Kita mengucap syukur sebab pada peristiwa itu hidup
kita benar-benar di ambang maut, dan kita bisa luput hingga dapat melanjutkan
hidup. Demikian arti kematian Yesus di atas kayu salib. Kematian lewat karena
Kristus telah mati tersalib sehingga kita dapat menjalani hidup untuk bersaksi
dan menceritakan kasih Allah kepada sesama dan di tengah hidup keluarga dan
persekutuan. Mari kita pertahankan dan teruskan pengajaran firman ini sampai
Kristus datang kembali.
Khotbah Minggu, 3 April 2016 GPIB "Sejahtera", Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar