Tuhan Yesus mengetok pintu
Jemaat Laodikia terletak kira-kira empat puluh tiga mil sebelah tenggara kota Filadelfia, sebelas mil sebelah barat kota Kolose, dan enam mil sebelah selatan kota Hierapolis (bnd. Kol. 4:13) di Lembah Lisius. Kota ini adalah pintu gerbang ke Efesus, batas timur kira-kira 100 mil merupakan pintu gerbang ke Siria. Laodikia menjadi pusat perdagangan yang makmur dan berpengaruh. Industri wolnya berkembang pesat dengan
produksi dan ekspor wol hitam, manufaktur pakaian sehari-hari dan pakaian mahal, serta penemuan salep mata yang efektif. Kota ini memiliki sekolah kedokteran yang maju dengan spesialisasi dalam bidang pengobatan mata dan telinga, dan telah mengembangkan salep untuk penyembuhan radang mata. Salep mata ini membuat sekolah kedokteran di Laodikia menjadi terkenal pada waktu itu.
Ada hal lain yang juga penting untuk diketahui bahwa di Laodikia, suplai air bagi penduduknya berasal dari Hierapolis yang berjarak enam mil dan disalurkan melalui pipa besar (Ramsay, The Cities and Bishoprics of Phrygia, Vol.1, bagian 1&2, 48-49). Sumber airnya berupa mata air panas yang mengandung kalsium karbonat; ketika sampai di Laodikia, air itu menjadi suam-suam kuku. Sumber air panas yang menyehatkan itu, ketika tiba di Laodikia telah menjadi dingin dan kalsium karbonat di dalam air itu membuat mual mereka yang meminumnya. Meski sumber mata air panas ini mengandung obat dan berguna bagi kesehatan sehingga menarik banyak orang, tetapi Tuhan membandingkan hal ini dengan kehidupan rohani jemaat Laodikia yang suam-suam kuku (bnd. ay. 16-17).
Kesuam-suaman kehidupan jemaat Laodikia sebab mereka tidak menyadari bahwa diri mereka miskin, telanjang dan buta (18-19). Mereka menyombongkan diri dengan kekayaannya sehingga mengabaikan kehendak Allah dengan melakukan penyembahan berhala. Mereka merasa diri hebat dan tak perlu pertolongan dari siapapun, termasuk dari Tuhan. Kekayaan mereka telah membutakan sehingga mereka tidak lagi memelihara persekutuan yang benar dengan Tuhan Yesus. Mereka tidak dingin, dan juga tidak panas. Identitas mereka sebagai orang Kristen tidak jelas lagi. Jika mereka tidak bertobat maka mereka akan mendapat murka Allah. Allah menghendaki mereka menjadi orang Kristen yang diberkati (ay.16).
Karena itulah mereka diajarkan untuk selalu membuka diri untuk mendengar dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Tuhan datang dalam hidup umatNya, dan umat Allah diingatkan untuk sadar dan memberi diri menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Mengapa Yesus perlu datang dan mengetok pintu rumah dan pintu hati kita? Bukankah Yesus sudah tahu siapa kita, mengapa tidak langsung saja masuk? Atau jangan-jangan kita tidak pernah lagi meminta Tuhan Yesus datang dan masuk dalam hidup kita?
Dengan pertanyaan-pertanyan demikian, maka kita diingatkan:
- Tuhan Yesus menghendaki jemaatNya untuk tidak sombong dan merasa diri hebat karena kekayaan dan kepintarannya. Semua yang dimiliki manusia hanyalah sementara dan tak dapat menyelamatkan hidup mereka dari kematian dan kebinasaan yang kekal. Sikap sombong dan keangkuhan adalah tabiat manusia lama yang tidak boleh lagi berkuasa dalam hidup umat Tuhan. Jika sikap ini dipertahankan, maka kita selalu dengan mudah menghina dan menghakimi saudara kita, keluarga kita, rekan sejawat, bahkan para hamba Tuhan tanpa menyadari bahwa tindakan itu telah menyakiti dan memalukan. Hidap yang seperti ini mustahil dapat jadi berkat; tidak mungkin menyenangka Tuhan Allah. Di manapun kita berada, kehadiran kita hanya jadi batu sandungan dan sumber pertengkaran dalam hidup berjemaat. Pertengkaran selamanya tidak membawa keuntungan apapun dan hanya mendatangka dosa dan dukacita. Jika perilaku ini tetap dipraktekkan dan diulang-ulang terus diperbuat, maka sebenarnya Tuhan Yesus dengan kebenaran FirmanNya tidak pernah hadir dalam hidup kita. Firman Tuhan tidak mengubah apapun sebab telingan jasmani dan batin kita sudah tuli dan rusak sehingga mustahil terjadi pertobatan sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. Tanpa pertobatan, kita selamanya hidup dalam dosa kedagingan yang memalukan. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, GPIB Pondok Ungu, kita semua tidak boleh suam-suam kuku. Kita semua perlu saling mengingatkan pentingnya Tuhan Yesus datang dalam hati dan rumah tangga kita. Tidak perlu kita mencari siapa yang salah dan benar. Kita semua perlu bertobat agar hidup kita tidak jatuh dalam pencobaan dan beban berat. Bersyukurlah selalu setiap hari dan berdoalah mohon supaya Roh Kudus memampukan saudara untuk mengajak orang lain beribadah dan dengan tulus mendoakan yang menderita.
- Tuhan Yesus mau supaya kita mendengat suaraNya, dan menyambut kedatanganNya dalam hidup kita. Dalam waktu dekat kita bersama akan merayakan hari Natal. Tuhan Yesus tidak hanya datang pada hari Natal saja, tetapi juga selalu datang saat kita berkumpul 2-3 orang dalam nama Kristus. Kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk membawa berkat. Tuhan Yesus makan bersama kita dalam satu meja perjamuan. WOW, sungguh pengalaman yang luar biasa dan berkesan. Tuhan Yesus mau makan bersama dengan kita. Ada berkat yang Tuhan Yesus sediakan, dan berkat itu hanya diberikan bagi mereka yang membuka diri dengan tulus. Jadi benarkah sepanjang tahun 2012, hidup saudara sudah diberkati Tuhan? Jika saudara kata YA, BENAR DEMIKIAN, maka itu artinya: AMIN. Kita benar-benar bersukacita sebab Tuhan Yesus bersedia datang dan memberkati kita. Semoga tahun 2013, semakin banyak jiwa dan rumah tangga yang membuka pintu rumah dan hati mereka bagi Tuhan Yesus agar berkat-berkatNya berlimpah dan membuat kita bersyukur. Amin.
Percakapkan
- Bagaimana pendapat saudara menghadapi anggota jemaat yang karena kekayaan dan kepintarannya sukar beribadah dengan aktif? Apa solusinya?
- Dapatkah ibadah keluarga di sektor berjalan dengan semarak? Ataukah memang kita menerima bahwa ibadah keluarga kita tidak bisa ditingkatlkan lagi?
Candrabaga, Rabu, 28 November 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar