BERNYANYI
BAGI ALLAH
Sidang
jemaat yang dikasihi Allah,
Pemazmur mengajak
umat bernyanyi sebab keperkasaan Allah dalam peperangan. Allah memberi
kemenangan dan perlindungan bagi kaum lemah. Rasa takut dan suasana duka
berubah karena umat bersyukur atas karya pembebasan Allah. Umat mengalami sukacita dan kegembiraan
dihadapan Allah sebab Allah bertindak adil menyatakan kedaulatan dan
kuasaNya. Umat menghayati kasih dan
karya Allah dalam konteks persekutuan agar umat senantiasa mengingat dan
merayakan dengan puji-pujian untuk
mempermuliakan namaNya.
Karya pembebasan
Allah dirasakan langsung oleh wanita janda, anak yatim, yang sebatang kara dan
mereka yang menderita dan menjadi tahanan.
Allah campur tangan dalam kehidupan mereka dan mengaruniakan apa yang
menjadi kebutuhan mereka. Allah menyatakan kedaulatanNya atas alam sehingga
daerah yang gersang menjadi subur dan membawa berkat bagi makhluk hidup yang
lain. Allah tidak tinggal diam, melainkan tetap aktif berkarya lewat firmanNya
yang hidup dan yang memampukan orang benar terus menerus menyampaikan kebaikan
Allah tidak hanya dalam lingkungan yang
terbatas, tetapi juga pada pusat-pusat kekuasaan manusia.
Dengan bersama
merenungkan dan menghayati segala peristiwa yang dialami pemazmur, kita
mendapati pentingnya kita selalu mengucap syukur kepada Allah dalam hidup ini. Bentuk
ungkapan syukur sederhana adalah memuji nama Tuhan. Pujian melibatkan perasan,
pikiran, hati dan jiwa manusia dalam mengekspresikan sukacita bersama dalam
persekutuan umat Allah. Dengan bernyanyi bersama, hidup beriman diperbaharui
dan ikatan persaudaraan yang kendor
diteguhkan kembali. Ajakan pemazmur ini
menyadarkan kita semua untuk membina dan mengembangkan potensi dan karunia
pujian dalam hidup persekutuan. Ibadah yang semarak dengan pujian, membuktikan
campur tangan Allah yang berlaku. Kita mau memuji Tuhan sebab kebaikan dan
kasih Allah yang nyata dan melimpah dalam hidup kita hari demi hari. Kita mau
memuji Tuhan tanpa lelah dan tidak ada rasa bosan sama sekali. Hidup kita
disegarkan dan sukacita sorgawi memenuhi hati dan pikiran kita sehingga pujian
kepada Allah membawa berkat bagi hidup pribadi dan persekutuan. Betapa
menyenangkan jika kita memiliki persekutuan yang mau memuji dan bernyanyi bagi
Allah dengan penuh sukacita dan kegembiraan.
Jika umat
menyanyi dengan setengah hati dan ekspresi dingin, perlu dicari sebab
musababnya. Bisa jadi karena potensi yang dimiliki jemaat belum dapat
dikembangkan dengan optimal. Jika umat
hanya bernyanyi untuk mencari gelar juara, maka nyanyian umat tidak lagi
sepenuhnya demi memuliakan Tuhan. Atau, menyanyi hanya di saat hari-hari
besar perayaan keagamaan saja. Ini
namanya menyanyi untuk pamer diri; menyanyi untuk membuktikan kesombongan diri
dan untuk mengejar pujian manusia. Bisa juga karena kurangnya rasa syukur atas
kebaikan Tuhan dalam hidup ini, sehingga untuk mengangkat pujian jadi beban
yang berat. Syukur dari hati yang terdalam atas kasih dan kebaikan Tuhan dapat
mengerakkan seluruh indra kita untuk bernyanyi dengan sukacita dan gembira.
Nyanyian jemaat
dapat menjadi salah satu alat pelayanan dalam membangun jemaat dari
kesuam-suaman agar mereka bergembira dan bersukacita di hadapan Allah. Tentu
saja untuk menyanyi dengan benar harus dimulai dalu dari kalangan penatua dan
diaken. Pelayan-pelayan Tuhan ini jangan lelah-lelah untuk mau belajar dan
menjadi contoh yang baik dalam menyanyi. Jika saudara penatua dan diaken , jago
menyanyikan lagu-lagu daerah; lagu-lagu pop dengan nyaring dan gembira, masakan
saudara menjadi lemas tak berdaya menyanyikan lagu-lagu pujian bagi Tuhan.
Dalam kerangka
pemilihan diaken dan penatua, yang hari
akan dilaksanakan, maka diingatkan agar seluruh warga sidi jemaat
berpartisipasi dengan memilih mereka yang dapat memimpin warga jemaat untuk
selalu bersyukur kepada Allah, memelihara persekutuan yang saling
mengasihi dan mengembangkan seluruh
potensi jemaat demi kemuliaan Tuhan. Kita perlu mendukung dalam doa dan iman,
agar saudara-saudara kita yang terpilih nanti adalah orang-orang yang rendah
hati dan siap dipakai untuk melayani jemaat lewat karunia dan talenta yang
Tuhan beri. Allah dapat memilih siapa saja di antara kita untuk menjadi alat
bagi pelayanan kasih dan keadilan. Jika Allah memilih, jangan menolak dan
mengeraskan hati dari panggilan Tuhan. Sebaliknya, jika tidak terpilih, saudara
jangan memecah belah persekutuan dan merancang hal-hal yang jahat terhadap
orang lain. Mohon hikamat Tuhan dalam doa, agar kita menyadari bahwa bukan
kehendakku yang jadi tetapi kehendak Tuhhhan
yang jaaadi dalam hidup kita.
Kiranya saudara
yang terpilih, perlu pula memeriksa diri: sungguhkah saya adalah pelayan Tuhan
yang dapat jadi contoh lewat perkataan dan perbuatan? Benarkah kehadiran saya
nanti dapat memberikan kedamaian dan sukacita bagi jemaat dan terhadap rekan
sepelayanan? Dapatkah hidup keluarga
kami, jadi contoh sebagai keluarga hamba Tuhan yang mengasih Yesus dan rela
melayani dengan segenap hati? Mari kita berdoa, bagi mereka yang terpilih nanti
agar dapat membangun jemaat ini demi hormat kemuliaan Tuhan Yesus, Raja segala
raja, yang telah mengalahkan kegelapan maut dan menganugerahkan kita semua
kepastian akan hidup kekal bersama Allah dalam Kerajaan Sorga. Tuhan memberkati
kita semua. Amin.
__________________________________
Khotbah Minggu, 29 April 2012 yang disampaikan dalam mempersiapkan
warga sidi memasuki tahap pencalonan pemilihan diaken dan penatua 2012-2017 di
GPIB Pondok Ungu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar