Yeremia dipanggil dan diutus Tuhan Allah untuk menyampaikan Firman Allah kepada bangsa Israel di Selatan: Kerajaan Yehuda yang hidup dalam kejahatan dan dosa dihadapan Tuhan. Yeremia menerima tugas yang berat, namun jaminan Tuhan menyertai pelayanan Yeremia (1:5-8).
Umat berdosa sebab mereka hidup dalam praktek penyembahan berhala (2:5). Mereka tidak lagi mengingat kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka dari tanah Mesir dan menuntun mereka memasuki tanah Perjanjian yang subur; para imam tidak lagi mencari kehendak Tuhan buat memimpin hidup umat; nabi-nabi bernubuat palsu atas nama dewa baal; pemimpin yang lebih memilih mencari pertolongan kepada bangsa Mesir dan Asyur ketimbang berseru kepada Allah; mereka sama sekali tidak merasa bersalah dan berdosa dengan segala tingkah laku yang jahat itu (2:35)
Umat berdosa sebab mereka hidup dalam praktek penyembahan berhala (2:5). Mereka tidak lagi mengingat kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka dari tanah Mesir dan menuntun mereka memasuki tanah Perjanjian yang subur; para imam tidak lagi mencari kehendak Tuhan buat memimpin hidup umat; nabi-nabi bernubuat palsu atas nama dewa baal; pemimpin yang lebih memilih mencari pertolongan kepada bangsa Mesir dan Asyur ketimbang berseru kepada Allah; mereka sama sekali tidak merasa bersalah dan berdosa dengan segala tingkah laku yang jahat itu (2:35)
Sekalipun Tuhan Allah memberi pengampunan dan keselamatan, namun umat tetap tidak mau mengakui dosanya dan bertobat dari kejahatan mereka. Yeremia menyampaikan Firman agar umat membersihkan hati mereka dari rancangan-rancangan yang jahat (4:14), namum mereka sama sekali tidak mau sehingga mereka dikatakan sebagai anak-anak yang tolol dan tidak mempunyai pengertian terhadap Firman Tuhan. Mereka pintar berbuat yang jahat, namun tidak tahu berbuat yang baik (4:22). Mereka mempunyai hati yang melawan dan memberontak; mereka tidak percaya kepada Firman Allah dan meremehkan bahwa malapetaka akan datang menimpa mereka dengan berkata “Dia tidak berbuat apa-apa! Malapetaka tidak akan menimpa kita”. (5:12) Yeremia menubuatkan bahwa bangsa Israel akan dihukum Allah dengan mengerikan dengan mendatangkan malapetaka yang membuat mereka berkabung dan meratap dengan pahit pedih (6:26).
Dalam konteks demikian Yeremia merasakan kesedihan dan dukacita yang mendalam atas dosa dan malapetaka yang akan terjadi atas bangsa Israel. Kematian dan kehancuran umat sudah terbayang di depan mata dan sama sekali tidak ada tanda-tanda pertobatan. Umat Tuhan terus menerus mendukakan hati Tuhan dengan penyembahan berhala dan memperlihatkan bentuk ketidaktaatan yang terang benderang di hadapan Tuhan Allah. Tidak ada lagi rasa takut terhadap Tuhan di antara mereka. Bangsa Israel sudah terbiasa dengan berlaku jahat dan mereka memproduksi kejahatan dari hari ke hari dengan perkataan, dengan pikiran dan dengan perbuatan. Yeremia menangisi kehidupan umat yang sama sekali tidak mau bertobat! Yeremia berharap agar umat menyesali dosa dan bertobat agar mereka luput dari hukuman yang mengerikan; agar mereka mengalami pengampunan dan keselamatan.
Nubuatan nabi Yeremia ini mengajak kita semua untuk berhati-hati dan waspada agar hidup kita benar-benar seturut kehendak Allah. Artinya: sungguhkah kita hidup percaya kepada Allah dengan selalu melakukan firmanNya dalam kehidupan sehari-hari? Sudahkah kita hidup dalam perkataan-perkataan yang benar dan jujur dan bukannya dalam fitnah dan dusta? Mampukah kita menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan dengan berlaku taat sehingga tidak menjadi penyembah-penyembah berhala modern dengan selalu mengutamakan pekerjaan dan uang diatas segala-galanya!
Jika bangsa Israel berdosa sebab meremehkan kuasa Allah, kita pun diingatkan bahwa hukuman bisa terjadi dalam hidup kita jika kita menganggap bahwa mustahil kita dihukum Tuhan dan menganggap sepi Firman Tuhan berlaku dalam hidup kita. Jika kita hidup dan tanpa pimpinan Firman Tuhan maka sebenarnya kita sudah meninggalkan persekutuan dengan Tuhan Allah dan melupakan kebaikannya selama ini.
Hal demikian bisa terjadi karena kita menganggap semuanya terkedali dan hidup kita aman-aman saja. Padahal perilaku demikian adalah kejahatan dihadapan Tuhan, dan mustahil kita lepas dari penghakiman Tuhan yang adil jika kita tidak hidup benar dan mempermuliakan Tuhan Yesus lewat perbuatan hidup kita sehari-hari.
Dalam konteks persekutuan, kita semua diingatkan untuk mencari kemuliaan Tuhan yang sejati sehingga persekutuan ibadah dilakukan dalam roh dan kebenaran yang menjadikan kita mengakui salah dan dosa dan menuntun kita hidup dalam pengampunan dan pertobatan yang benar di hadapan Tuhan Allah. Seruan semacam ini merupakan panggilan Tuhan lewat hambaNya agar kita tidak menjadi buta dan tuli terhadap kehendak Tuhan. Saudara dan saya harus merespon dengan segera perintah Tuhan yang menasehati kita untuk berlaku jujur dan benar; membenci yang jahat dan melakukan yang baik; selalu mengutamakan Firman Allah dalam kerja dan usaha; berdoa dan bersyukur dalam nama Tuhan Yesus; dan mengajak saudara-saudara kita hidup dalam kebenaran.
Jika nabi Yeremia menangisi dan berdukacita sebab kejahatan dan dosa umat yang memalukan; maka kita pun diingatkan untuk tetap menaruh perhatian terhadap saudara-saudara kita atau anggota keluarga kita yang hidup dalam salah dan dosa yang terus menerus dan enggan untuk bertobat. Kita harus bersama bertekun dalam doa dan memohon pertolongan Tuhan agar mereka dengan bimbingan Roh Kudus digerakkan hatinya untuk mengalami pertobatan dan pembaharuan iman. Karena itu mari kita mulai dari diri sendiri; dari keluarga kita sendiri untuk menjadi pelaku-pelaku Firman Allah yang benar sebab hanya yang setia dan taat merekalah yang senantiasa disertai dan diberkati Tuhan Allah.
Jika ada kesempatan ibadah keluarga atau pelkat, baiklah kita semua bapak, ibu dan anak-anak kita bersama beribadah dan bukan justru sibuk dengan pekerjaan dan menganggap sepi persekutuan dengan Firman Allah. Ikutilah persekutuan ibadah dalam gereja Tuhan sehingga kita mengalami pengampunan dosa dan pembaharuan iman lewat Firman yang diberitakan. Jangan saudara menjauhkan diri dari persekutuan ibadah dan malah bersekutu dengan orang fasik yang mulutnya penuh dengan fitnah dan tipu daya.
Saudara dan saya sesungguhnya berhak atas janji dan berkat-berkat Tuhan agar kita bersukacita karena kebenaran dan ketaatan kepada Tuhan Yesus. Dalam iman kita mau bertekun dalam doa agar Tuhan menganugerahkan hikmat, pengertian dan RohNya agar banyak orang yang hidup dalam jalan yang menyimpang, bisa bertobat dan datang memuliakan Tuhan Yesus. Tidak ada perkara yang mustahil, jika kita berserah dan berharap sepenuhnya pada kuasa Allah. Amin.
Bekasi, 7 Agustus 2011
Jemaat GPIB Pondok Ungu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar