PILIHAN TUHAN: MELAYANI SESAMA
Kekristenan selalu membawa ketakutan bagi pemeluk agama lain. Alasan utama bahwa iman Kristen berlawanan dengan kepercayaan umum yang tidak mengakui bahwa Allah dapat menjadi manusia. Tokoh Yahudi yang terkenal dan gigih menghentikan penyebaran Injil adalah Saulus atau Paulus. Teror yang dilakukannya tidak tanggung-tanggung: mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan Yesus (ay. 1). Korban yang sudah jatuh akibat penganiayaan adalah Stefanus dan Saulus setuju dengan cara-cara keji untuk menghambat kekristenan. (8:1)
Kekristenan ternyata tidak dapat dihambat secara personal. Kematian Stefanus bukan berarti menurunnya aktivitas persekutuan dan pelayanan. Sebaran persekutuan dan pelayanan Injil sudah melewat batas teritori Yerusalem. Harus ada dukungan politik dari pejabat agama yang berwenang untuk membenarkan tindakan kekerasan bagi orang-orang Kristen. Saulus mendapat otoritas dari elit ulama Yahudi sehingga dengan pongahnya berniat menangkapi jemaat Tuhan agar dihukum. Saulus meraya yakin dengan tindakannya dan tidak ada yang salah dengan rencananya itu. Kekristenan harus dibungkam dan diberangus. Kemana saja jemaat Tuhan berpindah, maka mereka harus dihadapi dengan tangan besi. Tekad yang bulat dan otiritas politik membuat Saulus tidak berpikir bahwa tindakannya telah melanggar kehendak Allah, apalagi mendatangkan hukuman bagi dirinya.
Perjumpaan Saulus dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan ke kota Damsyik, menjadi pengalaman baru dalam hidup Saulus. Pertobatannya dan kesungguhan melayani Tuhan Yesus terjadi karena perjumpaan itu telah mengubah kesadaran dan orientasi hidupnya. Saulus sama sekali tidak mengerti bahwa ternyata Tuhan Yesus itu nyata dan berkuasa. Pertanyaan Saulus begitu sederhana di saat hidupnya tidak berdaya menghadapi kuasa Tuhan. (ay. 5) Tuhan Yesus mengenali perbuatan Saulus terhadap jemaat Tuhan. Perbuatan menganiaya jemaat Tuhan sama artinya menganiaya Yesus karena Dialah Pemilik Gereja yang sejati. Tuhan Yesus mengingatkan Saulus dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Tuhan Yesus memberi pengampunan bagi Saulus dan menolongnya untuk hidup belajar taat kepada perintahNya. (ay.6)
Menjadi jelas bahwa hidup sebagai orang Kristen selalu membawa risiko yang berat, mulai dari ancaman, gangguan dan kekerasan yang berujung pada kematian. Walau demikian, semua itu tidak sebanding dengan kasih Yesus yang sudah tercurah bagi hidup kita. Saudara dan saya diberi tempat dalam Kerajaan Sorga dan dibimbing dengan Roh Allah untuk hidup taat bagiNya. Apakah saudara menderita karena nama Yesus di tengah lingkungan sosial atau dalam dunia kerja? Jika saudara mengalami itu, tidak perlu kuatir dan takut. Kuasa Tuhan selalu hadir menyertai hidup kita. Tidak hanya hidup kita dilindungi, lebih dari itu Tuhan Yesus akan mengubah hidup seseorang menjadi milikNya dan pelayan yang tangguh. Bersyukurlah jikan kekristenan kita kuat menghadapi ancaman yang mematikan dan mintalah Tuhan menghadirkan pribadi-pribadi yang berkomitmen penuh kepada Tuhan Yesus. Saudara dan saya dapat dipilih Tuhan Yesus untuk melayani kehendakNya. Roh Tuhan menolong kita untuk taat pada firmanNya.