Sponsors

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik." Luk. 4:18"

Theme Support

Agenda. ----- Retreat Presbiter GPIB Sejahtera Bandung, Sekesalam 27-28 Januari 2017, Pembina: Pdt Susy Rumeser-Thomas, MTh dan Pdt Stephen Sihombing, MTh ----- Penggalangan Dana Panitia Pembangunan gereja GPIB Sejahtera bandung, Minggu 22 Januari 2017 jam 08.00 WIB PF. Pdt. Jacoba Marlene Joseph, MTh ---- PS GPIB ke-XX 26-31 Oktober 2015, Swiss Bell Hotel, Balikpapan, Kalimantan Timur ---- Ibadah Minggu 26 Juli 2015 jam 07.00 --- Ibadah Nuansa Budaya Minahasa Minggu 26 Juli 2015 jam 09.00 Pdt. Drs. J. Sompotan, S.Th dan Pembinaan Presbiter Sabtu 25 Juli 2015 jam 17.00 ---- PF Minggu 19 Juli 2015 Sejahtera bandung 07.00 dan 09,00 --- Perjamuan Kudus Minggu 12 Juli 2015 Sejahtera Bandung 07.00 ---- Pembahasan Rantap PS XX GPIB di Hotel Marbela Bandung --- PF Minggu 5 Juli 2015 Sejahtera Bandung 07.00 dN 09.00 Peneguhan Pelayan dan Pengurus ke - 6 Pelkat --- PF Minggu 10 Nov 2013 di Jemaat Pondok Ungu jam 06.00 dan 10.00 --- Perayaan HUT GPIB ke-65, Selasa 5 Nov 2013 di Tenis Indoor Senayan Jakarta --- Pembinaan Penelaahan Alkitab di Wisma Kinasih, Bogor, Minggu 3 November 2013 ---- PF di jemaat Pondok Ungu Bekasi dan jemaat GPIB Kharis Jakarta 30 Juni 2013 ----- Pemilihan Korwil Pelkat Mupel Bekasi 4 Mei 2013 di jemaat GPIB Gloria Bekasi ----- Sertifikasi Pengajar katekisasi 18-20 April 2013 di MDC Gadog ---- Sidang tahunan dan Sidang Wilayah Mupel Bekasi 4-5 Maret 2013 di MDC Gadog ---- PF di Jemaat Pondok Ungu jam 6 dan 10.00 serta di Gloria Bekasi Minggu 3 Maret 2013 jam 17.30 WIB ---- PF di Jemaat Zebaoth Bogor beserta PS Jemaat GPIB Pondok Ungu jam 09.00 wib --- Pembinaan pelkat di Jemaat GPIB Marturia Jakarta Timur 2 Maret 2013 jam 18.30 ---- Lokakarya RKA GPIB Pondok Ungu, 1-2 maret 2013 di Vila Saiya Cipayung, Bogor --- PST GPIB di Makassar 19-21 Februari 2013 ---PF di GPIB Pondok Ungu jam 10.00 dan di GPIB Efatha Jakarta jam 17.00 Minggu 10 Februari 2013 --- SMJ GPIB Pondok Ungu Triwulan 3, Minggu 10 Februaru 2013 ---- Peneguhan Pelkat GPIB Pondok Ungu 3 Februari 2012 oleh Pdt PH Sitorus, MSi ----- Perjamuan Kudus 10 Oktober 2012 di GPIB Pondok Ungu, jam 06.00 dan 10.00 WIB, ---- Peneguhan Diaken dan Penatua GPIB Pondok Ungu 2012-2017 pada Minggu, 23 September 2012 yang dilayani peneguhannya oleh Pdt. Marlene Josep, STh dan didampingi Pdt. SGR Sihombing, MTh, Pdt. Kolanus, MMin, Pdt. Hilda Sihasale, MMin, Pdt. Dina haba STh ---- Perjamuan Kudus Minggu Pentakosta, Minggu, 1 Juli 2012 jam 06.00 dan 10.00 WIB, Pemilihan Diaken dan Penatua GPIB Tahap Penetapan pada hari Minggu, 1 Juli 2012, Lokakarya Penulisan Sabda GPIB, 5-6 Mei 2012, TOT Pendeta materi bina diaken dan penatua, 3-4 Mei 2012 di Kinasih, Caringin Bogor, Lokakarya Materi Bina tahap II, 30 April-2 Mei 2012 di Ruang MS GPIB, Pelayanan Ibadah Minggu, 29 April 2012, Pelayanan Ibadah Minggu 31 Juli 2011 di jemaat GPIB PUP jam 10.00 wib --- SMJ GPIB PUP Triwulan 1, 31 Juli 2011 jam 12.00 wib, --- Pelayanan Ibadah Minggu, 22 Mei 2011 di jemaat GPIB Harapan Kasih jam 09.00 wib ---- 15 Mei 2011 di jemaat GPIB Menara Kasih, Bekasi, --- 8 Mei 2011 di jemaat GPIB Sion, Jakarta Barat jam 10.00 wib dan GPIB Efatha, Jakarta Selatan jam 17.00 wib, --- Pelayanan Ibadah Minggu, 1 Mei 2011, GPIB Pondok Ungu, Bekasi jam 06.00 wib dan 10.00 wib --- Ibadah Paskah, Minggu 24 April 2011, jam 05.00 wib ---- Perjamuan Kudus Jumat Agung, 22 April 2011, jam 06.00 dan 10.00 wib ---- Peneguhan anggota sidi baru, 17 April 2011, jam 10.00 wib ----, Retret Katekisasi terpadu GPIB Pondok Ungu, Harapan Indah, Harapan Baru dan Dian Kasih, 1-3 April 2011,---- Lokakarya Penyusunan RKA Sabtu, 26 Maret 2011 jam 13.00 --- Sidang Majelis Jemaat Triwulan 4, Minggu 24 April 2011, jam 12.00 WIB ---Pelayanan Minggu di jemaat GPIB Anugerah Bekasi jam 09.00 dan GPIB Harapan Kasih jam 18.00 ---.

Senin, 31 Januari 2011

Khotbah Lukas 6:17-19

Pengajaran dan kesembuhan

Pengajaran Firman dan mujizat kesembuhan adalah dua perkara yang saling menyatu. Saat Firman diberitakan, disitu kesembuhan dapat terjadi. Kita percaya bahwa dengan pengajaran Firman maka setiap orang dibimbing untuk mengerti dan mengakui bahwa dalam nama Tuhan Yesus tidak ada perkara yang mustahil; dalam nama Tuhan Yesus, segala penyakit, ringan atau berat dapat disembuhkan. Dalam nama Yesus, kesembuhan sempurna terjadi tanpa efek samping yang merugikan kesehatan.

Bacaan Alkitab kita menyebutkan bahwa pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allah menarik banyak orang mendengarkan firman Allah. Begitu juga bawha Tuhan Yesus yang dapat melakukan mujizat kesembuhan, menggerakkan banyak orang datang dari berbagai tempat dan berusaha menjamah Tuhan yesus secara pribadi sebab kuasa Allah diyakini terjadi dan kesembuhan diperoleh. Kerinduan dan harapan untuk sembuh begitu kuat sehingga berapapun jauh lokasi dimana Yesus berada, tidak jadi penghalang dan alasan untuk tidak datang kepada Tuhan Yesus.

Dikatakan bahwa semua orang banyak itu menjamah Tuhan Yesus dan semuanya sembuh (ayat 19). Sungguh luar biasa Tuhan kita Yesus. Dia sungguh Anak Allah Yang Maha Kuasa yang dapat menyembuhkan segala penyakit manusia yang berharap kepadaNya. Kesembuhan ini jelas mengungkapkan kuasa Allah yang hebat dan tak tertandingi oleh pengobatan manusia.  Tidak ada diagnosa, tidak ada medical record, tidak ada  hasil laboratorium, tidak ada laporan tekanan darah dan jantung, semua disembuhkan Tuhan Yesus hanya karena iman kepadaNya. Kuasa Tuhan terjadi dan mereka yang menjamahNya jadi sembuh seketika. 

Firman Tuhan ini  mengajarkan kita bahwa persekutuan dengan Tuhan Yesus didalamnya kita hendak dibentuk sesuai dengan Firman Allah menjadi pribadi dengan karakter manusia baru yang mencintai kebenaran dan kejujuran. Pengajaran Firman Allah menjadi penting agar kita selalu menyesal dan bertobat jika berbuat kesalahan dan lalai mengunakan karunia pemberian Tuhan. Orang banyak datang bersekutu dengan Tuhan Yesus.  Persekutuan dengan Tuhan Yesus juga terjadi saat kita berkumpul dalam ibadah keluarga. Persekutuan ibadah ini menjadi ungkapan syukur dan kesaksian tentang  kuasa Tuhan yesus yang menyelamatkan dan memberkati. Jika ada saudara kita yang lalai dan malas beribadah, janganlah kita jadi ikut-ikutan dan malas karena kita kehilangan berkat besar dari Tuhan kita.

Persekutuan ibadah ini hanya dapat dihadiri jika ada kerinduan dan hati yang mau menyembah dan memuji namaNya.  Kita dapat berdoa, memuji dan mendengarkan Firman Allah. Kita pun diberkati dalam setiap ibadah yang kita ikuti bersama. Dalam persekutuan ibadah dimana pengajaran firman diberitakan, kita pun semakin mengasihi Tuhan Yesus dan hidup dalam iman kepadaNya sepenuh hati.  Bagaimana saudara dapat dikatakan mendengar pengajaran Firman Allah? Dengan bersikap tenang dan hormat saat Firman diberitakan. Jangan saudara menjadi gelisah dan tidak sabaran saat Firman diberitakan. Sikap bersenda-gurau, bercakap-cakap sementara pelayan berkhotbah, jelas sikap tidak terpuji dan menghina kemuliaan Tuhan lewat firmanNya. Jadi jika saudara percaya kehadiran Tuhan dalam ibadah, maka saudara dapat beribadah dengan tenang dan dapat melawan tipu muslihat iblis dengan doa.

Kita percaya sama seperti orang banyak yang percaya dan disembuhkan, maka kuasa Tuhan Yesus itu tetap terjadi sampai sekarang. Mereka menjamah Yesus. Kita menjamah Yesus dengan sikap hati kita; dengan doa-doa kita yang kita ucapakan secara terbuka atau dalam hati batin kita masing-masing.  Kesembuhan dalam nama Tuhan Yesus untuk segala jebis penyakit. Saudara dapat mengandalkan Tuhan Yesus jika memang saudara sudah putus asa dan kehabisan biaya mengobati penyakit. 
Hal ini bukan berarti kita mengabaikan karunia yang dimiliki tenaga medis professional di bidangnya. Tidak. Kalaupun kita berobat tetaplah berdoa dalam nama Yesus agar dengan keahliannya dokter, mantri, apoteker dan tenaga lab dapat melakukan tugasnya dengan baik dan cermat.

Kesembuhan bukan  perkara mustahil bagi siapapun yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kesembuhan itu terjadi karena Yesuslah satu-satunya harapan. Tidak ada keraguan dan kekuatiran sedikitpun terhadap kuasa Tuhan Yesus. Tindakan-tindakan iman perlu kita lakukan bersama. Mendukung dalam doa secara pribadi saudara-saudara kita yang menghadapi sakit penyakit. Kadangkala kita enggan melaporkan jika keluarga dan diri kita sakit. Kita merasa jangan sampai jadi beban dan merepotkan orang lain atau menganggap bahwa semuanya pasti beres.  

Persekutuan jemaat  ini hidup karena Firman Allah dan dengan kuasa Firman Tuhan itu kita mau saling menopang dan meminta kesembuhan dari kuasa  Tuhan Yesus, tabib atas segala tabib. Saudara dan saya tidak perlu malu dan berat hati jika didoakan. Berilah informasi dan mintalah anggota keluarga untuk menyampaikan pergumulan keluarga untuk didoakan bersama. Doa orang benar itu besar kuasaNya; doa yang diucap dalam kasih Tuhan Yesus. Semoga dalam pergumulan sakit itu, kita mengalami mujizat kesembuhan dari Tuhan Yesus yang semakin menguatkan pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan Yesus dari hari ke hari. Amin.

Jumat, 28 Januari 2011

Khotbah Mazmur 62:1-5

Hidup tenang bersama Allah

Mazmur 62 digolongkan sebagai mazmur kepercayaan. Maksudnya, mazmur ini mengungkapkan ketenangan hati, kedamaian jiwa, kegembiraan dan kekuatan iman pemazmur di tengah segala kesukaran, tantangan dan penderitaan hidup. Pemazmur di sini mengungkapkan keyakinan yang teguh bahwa apapun kejahatan yang dilakukan orang lain, tidak boleh dibalas dengan kejahatan, melainkan dengan berserah diri mohon perlindungan Tuhan. Pemazmur  mengingatkan orang percaya untuk selalu berharap kepada Tuhan (ayat 1 dan 5). 

Berharap kepada Tuhan berarti  kita memberi prioritas utama bagi campur tangan Allah. Kita memohon hikmat  dan petunjukNya agar diberikan pertolongan dan jalan keluar yang benar.  Pemazmur dengan tegas mengatakan: Hanya dekat Allah saja aku tenang! Pemazmur tidak panik, gelisah apalagi takut menghadapi  pemfitnah yang mengincar jabatannya. (ayat 5)  Pemazmur bisa saja membalas, namun dia tidak melakukannya. Pemazmur hanya percaya kepada Tuhan sebagai kekuatan (gunung batu) dan perlindungan (kota benteng) yang memberikan keselamatan dan ketentraman hidup dalam menghadapi tekanan hidup yang berat. 

Bagaimana pemazmur dapat bersikap tenang dalam situasi yang mengerikan? Apakah pemazmur sedang bersandiwara? Apakah pemazmur sedang membual seolah-olah tidak ada masalah? Tidak. Pemazmur tidak berkata bohong. Pemazmur bukan sedang menjual obat. Pemazmur berbicara benar tentang hidup berimannya bersama Tuhan sehari-hari.

Rahasia mengapa pemazmur dapat tenang: sebab pemazmur memiliki persekutuan rohani yang erat dengan Allah. Pemazmur percaya kepada kuasa Allah yang menolong dan melindunginya. Pemazmur menggambarkan Tuhan sebagai gunung batu dan kota benteng (ayat 3). Gambaran tentang kekuatan dan perlindungan Tuhan dalam hidup pemazmur begitu nyata dan dialami langsung pemazmur berulang-ulang dalam hidupnya. 

Rasa tenang itu datang karena imannya kepada Allah yang aktif memelihara umat. Bukan iman yang suam-suam kuku atau iman yang mati. Pemazmur memelihara iman yang hidup karena selalu punya kesempatan beribadah  memuji dan berdoa kepada Allah. Pemazmur tidak mungkin mengatakan tidak ada waktu untuk berdoa; tidak ada waktu untuk memuji; tidak ada waktu untuk beribadah! Pemazmur selalu punya waktu khusus untuk bersyukur, berdoa dan beribadah, terlebih lagi saat hidupnya terjepit.

Jika pemazmur dapat bersikap tenang saat hidupnya terancam, lalu bagaimana dengan kita yang hari ini bersekutu? Bisa jadi, pengalaman pemazmur beda dengan pengalaman hidup kita. Kita benar-benar bisa gelisah, tidak sabaran, mudah tersinggung dan cepat naik darah, di tengah situasi di mana kekerasan, egoisme dan keserakahan sudah jadi biasa. Banyak dari kita mudah terpengaruh untuk melakukan kejahatan dan membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan yang lebih kejam lagi. Jika begitu, maka hidup kita ada dalam bahaya; kita berjalan di jalan yang gelap; kita hidup di luar kendali Allah; hidup kita tidak menyenangkan hati Tuhan; hidup kita tidak bisa jadi persembahan yang berbau harum bagi Allah. Pertobatan dan pembaruan hidup menjadi keharusan.

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita untuk selalu memberi diri bersekutu dengan Tuhan Yesus. Bukankah 2-3 orang berkumpul dalam nama Yesus, di situ Tuhan ada dalam kemuliaanNya (Lihat. Matius 18:20). Berilah waktu untuk bersama berdoa, dan memuji namaNya. Sebelum saudara bertindak mengambil keputusan, mintalah hikmat Tuhan terlebih dahulu. Jagalah mulut saudara dari ucapan menipu dan kata-kata fitnah. 

Jadi jika saudara gelisah, dan tidak sabaran, saudara tidak dapat mengatasinya dengan kekuatan diri sendiri. Saudara harus meminta hamba Tuhan atau anggota keluarga saudara untuk mendoakan hidup saudara. Saudara dan saya butuh pertolongan dan campur tangan Allah dalam hidup ini. Jika saudara dikelilingi oleh orang jahat, jangan gelisah; jangan takut, berdoalah kepada Tuhan Yesus; mintalah berkatNya agar saudara tetap selamat. Hanya dekat Allah saja orang beriman tenang, asalkan kita mau berserah sepenuhnya kepada Allah. Surat 1 Petrus 5: 7 berkata: Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Amin. 

Jumat, 21 Januari 2011

Khotbah Lukas 5: 12-16

Bersyukur atas kemurahan Allah


Sidang jemaat yang dikasihi Allah,
Kesembuhan selalu menjadi dambaan saudara kita yang sedang menderita sakit. Orang bisa mencari berbagai informasi penting dari siapa saja untuk mengobati penyakitnya, mulai dari tenaga medis professional sampai dukun kampung dengan pengobatan alternatifnya.  Harapan untuk sembuh menjadi penting buat siapa saja yang menghargai dan mengucap syukur untuk kehidupan yang Tuhan anugrahkan bagi manusia.

Harapan untuk sembuh itulah yang dimiliki seorang kusta yang mendatangi Tuhan Yesus. Penyakit kusta adalah penyakit mematikan. Penderita kusta dapat  kehilangan jari-jari tangan dan jari-jari kakinya secara perlahan-lahan. Tokoh sejarah gereja abad pertama, Josephus mengatakan penderita kusta sebagai orang mati yang masih hidup.  Perjanjian Lama melarang orang kusta bergaul dan beribadah, bahkan  penderita kusta diasingkan dari  kehidupan masyarakat (Imamat 13:45-46). Penyakit kusta adalah penyakit kulit yang menular dan penderitanya dapat dinyatakan najis secara hukum agama oleh imam bait suci. (Imamat 13:3) Hanya imam juga yang dapat menyatakan bahwa penderita kusta itu sembuh atau tahir dari penyakitnya agar dapat diterima di tengah  masyarakat dan hidup beribadah.

Penderita kusta itu datang dengan harapan besar untuk sembuh. Dia datang dengan iman bahwa Tuhan Yesus dapat menyembuhkan penyakitnya sebab Tuhan Yesus sudah banyak menyembuhkan orang sakit (Lihat Lukas 4:40). Penderita kusta ini tidak ragu dan tidak bimbang. Dia juga tidak malu untuk tersungkur dibawah kaki Tuhan Yesus dan meminta Tuhan mentahirkannya, menyembuhkannya. Dia mengharapkan pengasihan Tuhan Yesus. Bagi si sakit, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya (baru akhir tahun 1940-an ditemukan obat bagi penyakit ini). Jadi  hanya kemurahan Tuhan saja maka sakitnya dapat sembuh.

Harapan untuk sembuh dan iman sebesar biji sesawi, dipahami dan dimengerti oleh Tuhan Yesus.  Walaupun kata-kata permohonannya pendek, dan sama sekali tidak ada air mata tangisan, namun Tuhan Yesus mengerti apa yang dibutuhkan orang kusta itu. Tuhan Yesus mendengar dan menjawab permintaannya. Tuhan Yesus mengasihinya sehingga  Tuhan Yesus menyatakan otoritasNya, menyatakan kuasaNya. Hanya dengan menjamah dengan berkata: Aku mau jadilah engkau tahir, maka seketika itu juga penyakit kustanya lenyap. Si penderita mengalami kesembuhan. Tuhan Yesus melayaninya dengan kuasa penyembuhan yang ajaib. Tuhan Yesus memberikan kesembuhan jasmani, dan mendorong penderita untuk memeriksakan kesembuhannya pada imam di bait suci. Dengan datang kepada imam, hidupnya dipulihkan, hidupnya diperbaharui dengan beribadah kepada Allah (Lihat Imamat 14). Tuhan Yesus mau bahwa tidak hanya jasmani yang sehat, tetapi juga rohani sehat. Kesehatan yang sempurna diberikan Tuhan Yesus kepada penderita kusta itu.

Firman Tuhan ini mengajarkan kita bahwa : Mujizat kesembuhan bukanlah perkara yang mustahil  bagi siapa saja yang percaya kepada Tuhan Yesus. Penyakit yang sudah berpuluh-puluh tahun dan tidak ada obatnya, bisa membawa seseorang pada kemarahan dan putus asa besar.  Penyakit memang menunjukkan bahwa manusia itu lemah dan tidak berdaya. Di sini kita diingatkan berharap dan berdoa. Pengharapan dan permohonan kita hanyalah kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dapat melakukan mujizat kesembuhan secara pribadi buat masing bapak, ibu dan saudara. Asalkan, kita memercayai Tuhan Yesus sebagai Tabib ataspenyakit kita.

Berdoalah dengan sikap hati yang benar dan nyatakanlah permintaah saudara dengan penyerahan penuh. Jangan saudara cemas, bimbang atau kuatir apakah doa saudara dijawab. Jawaban  doa semata-mata karena kemurahan Allah. Saudara tidak boleh jadi kecewa jika doa saudara belum dijawab. Tuhan Yesus punya kuasa dan Dia yang dapat menyembuhkan penyakit kita karena Tuhan Yesus tidak hanya mendengar perkataan doa kita tetapi Dia juga tahu motivasi yang ada dalam hati dan pikiran kita. Jika kecenderungan hati dan perilaku kita jahat, perlu kita menyesal dan bertobat. Tuhan Yesus bersedia menjamah dan melayani siapa saja yang mau penyakitnya disembuhkan. Jika saudara sudah lelah dan putus asa dengan penyakit saudara datanglah kepada Yesus. Hanya Tuhan Yesuslah Tabib ajaib yang dapat menyembuhkan penyakit tanpa efek samping yang buruk.

Firman Tuhan ini mengajarkan juga kepada  kita bahwa  kesembuhan yang diberikan Tuhan Yesus membawa seseorang sehat secara jasmani dan rohani. Jika saudara dijamah dan disembuhkan Tuhan Yesus pada tahun lalu atau hari ini, saudara harus bersyukur kepada Allah. Tuhan Yesus mau supaya yang disembuhkan oleh namaNya selalu bersyukur dan beribadah di rumah Tuhan. Jika penderita kusta yang sembuh, disuruh pergi kepada imam, maka kita yang sudah disembuhkan oleh kuasa Tuhan Yesus disuruh untuk bersekutu,  memuji dan mempermuliakan namaNya agar benar bahwa hidup kita diberkati Allah. Jika saudara menjadi malas beribadah dan tidak bersukacita pergi ke gereja, bisa jadi saudara sedang  mengalami kekeringan rohani;  ada virus-virus mematikan yang membuat saudara tidak mampu memuji Tuhan dan menolak santapan Firman Allah. Penyakit rohani sama berbahaya dengan penyakit jasmani. Saat saudara katakan hidup saudara tidak berguna, disitu saudara hidup dalam penyakit rohani berupa keputuasaan dan gambaran diri yang rusak. Saudara kehilangan kuasa Roh Kudus yang membuat saudara menjadi anak-anak Allah. Jika demikian saudara sudah dibelenggu kuasa kegelapan yang dapat membawa saudara pada jalan sesat yang membinasakan.

Penyakit rohani demikian tidak bisa dianggap sepele sebab dapat membuat hidup saudara dalam kebencian dan kemunafikan. Jika benar hidup kita dipenuhi akar pahit (Ibrani 12:15), sudah seharusnya kita datang kepada Tuhan Yesus mohon pengampunan dan kesembuhan. Jika saudara tidak bisa lagi mengampuni orang yang bersalah dan selalu menghina orang lain, sudah seharusnya saudara  datang kepada Tuhan Yesus menyatakan penyesalan dan mohon pemulihan. Hidup ini adalah anugerah Allah sehingga kita diberikan keselamatan hidup kekal  oleh Tuhan Yesus.  Jadi mari kita selalu mau datang beribadah; datang memuji Tuhan sehingga kita dapat mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang membaharui hidup kita setiap hari. Di tengah tekanan berat dan penderitaan hidup kiranya kita tetap setia beribadah dan tekun berdoa kepada Allah yang senantiasa menjawab doa dan memberkati harapan-harapan kita tepat pada waktunya. Tuhan Yesus sungguh mengasihi kita semua. Tuhan Yesus tahu apa yang kita katakan dalam doa-doa kita selama ini. Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan kita jika harapan kita hanyalah Tuhan  Yesus dalam hidup ini.  Sungguh Tuhan itu baik kepada orang-orang yang berharap padaNya (Mazmur 147:11). Amin.

Jumat, 14 Januari 2011

Khotbah Matius 6:1-4

Memberi dengan tulus


Sidang Jemaat yang dikasihi Tuhan, 
Satu dari tiga kewajiban agama Yahudi adalah bersedekah. Yang lainnya: berdoa (6:5-13) dan berpuasa (6:16-18). Dalam melaksanakan kewajiban agama itu, Tuhan Yesus menekankan pentingnya  kerendahan hati dan bukannya kesombongan. Jangan sombong saat bersedekah, jangan sombong saat berdoa, jangan sombong saat berpuasa. 

Bersedekah atau berderma artinya memberi sesuatu, makanan atau bantuan uang  bagi orang yang berkekurangan dan miskin. Kewajiban bersedekah diperintahkan dalam Ulangan 15:7-11 saat umat Tuhan hidup dalam berkat Allah. Diajarkan bahwa bersedekah kepada orang miskin adalah kehendak dan perintah Allah: “jangan engkau menegarkan hati … tetapi engkau harus membuka tanganmu lebar-lebar baginya… janganlah engkau berdukacita apabila engkau memberi kepadanya sebab oleh karena hal itulah Tuhan Allahmu akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu.”

Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajarkan agar kewajiban agama dilakukan dengan motivasi benar yang terarah kepada Allah dan bukan untuk kepentingan pribadi. Bersedekah berarti menjalankan kebenaran sebagaimana yang dikehendaki Allah agar manusia saling mengasihi. Namun jika bersedekah menjadi sarana pengkultusan diri dan meraih popularitas, maka kegiatan ibadah itu tidak memiliki nilai kekekalan sedikitpun.  Sikap demikian hanya menciptakan umat beragama yang munafik ( bahasa Yunani yaitu hypokrites artinya adalah orang yang bermain sandiwara). Umat beragama yang hidup dalam kepalsuan; umat beragama yang hidup dalam kepura-puraan, sebab beragama bukan untuk menyenangkan hati Tuhan sumber segala berkat, tetapi untuk disanjung orang lain sebagai dermawan murah hati dan menutupi perilaku buruk dalam hidupnya sendiri. Tuhan Yesus mengingatkan: “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” Kemunafikan dalam beragama tidak mendatangkan manfaat positif bagi kehidupan beriman sebab pemberian sedekah itu mempunyai maksud terselubung: ada udang dibalik batu. Kemunafikan beragama tidak menolong umat beragama menyenangkan hati Allah sebab perbuatan sedekah itu dilakukan dengan hati jahat untuk memuliakan diri sendiri di depan orang lain. 

Bahaya dari kemunafikan demikian hanya dapat diatasi jika umat bersedekah dengan hati yang bersih dan tulus semata-mata untuk memuliakan Tuhan. “Janganlah diketahui apa yang diperbuat tangan kananmu”. Bantuan kita sedapatnya tidak diketahui orang lain, bahkan kepada saudara terdekat. Memamerkan kebaikan pribadi tidak pada tempatnya bagi orang beriman. Memberi bukan untuk memperoleh simpati dan pujian dari manusia. Berilah sedekah dengan tersembunyi. Memberi dengan sembunyi berarti kehendak dan perintah Allah lebih utama dari kepentingan pribadi.  Memberi dengan sembunyi berarti hidup dalam penyangkalan diri, menolak untuk mencuri kemuliaan Tuhan dan tenar diatas penderitaan orang lain. Memberi dengan sembunyi menyukakan hati Tuhan sebab apa yang dilakukan dengan sembunyi dilihat dengan jelas oleh Tuhan. Memberi dengan tersembunyi mendatangkan berkat Allah bagi mereka yang tulus hati.

Pengajaran Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa sebagai umat  beragama kita memiliki kewajiban yang harus dilakukan dengan benar. Bersedekah atau berdiakonia jangan dinilai sebagai kegiatan ibadah dengan bobot rendah dibanding perayaan natal.  Bersedekah bagi yang miskin sama seperti melayani Tuhan Yesus (Lih. Mat. 25:45). Kita diajarkan untuk berbagi berkat dengan mereka yang berkekurangan.  Ajakan untuk membantu yang susah, perlu dihayati lebih mendalam agar kita dapat melakukan apa yang dikehendaki dan diperintahkan Allah.  Sebagai umat Tuhan, kita tidak bisa tinggal diam dan menutup mata jika melihat sesama yang membutuhkan sesuatu. Jika ada saudara  kita yang membutuhkan bantuan makanan, keuangan atau nasihat dan doa,  seharusnya kita tidak cepat-cepat berkata tidak mampu menolong mereka.  Berusahalah membantu dengan ketulusan, bukan untuk membebani dengan bunga uang yang tinggi atau barang yang harus disita. Ajaran Tuhan Yesus dengan jelas mengingatkan agar kita tidak menjadi umat yang munafik dalam beragama. Jangan kita mencuri kemuliaan Tuhan karena pemberian-pemberian kita sekalipun pemberian itu nilainya besar. Memberilah dengan rendah hati dan bersyukurlah jika tangan kita terbuka lebar untuk memberkati. Kemunafikan dalam beragama hanya mendatangkan dosa (Yakobus 4:6-8). 

Kemunafikan harus diubah dengan cara mengikuti apa yang diperintahkan Allah: berilah dengan sembunyi. Memberi dengan sembunyi berarti terbuka kesempatan kita membantu orang lain tanpa membedakan suku atau agamanya. Saudara dapat memberi waktu saudara mengajarkan anak-anak putus sekolah. Saudara dapat memberikan bantuan modal bagi mereka yang mau berusaha. Saudara bisa menyumbangkan pakaian atau darah bagi yang membutuhkannya. Saudara dapat membantu anggota diakoni gereja dengan bantuan sembako. Pemberian-pemberian yang  bisa jadi tidak diketahui orang, sebenarnya diketahui Allah dengan terang benderang.  Allah memberkati pemberian sedekah itu dan memberikan berkat bagi pekerjaan dan usaha kita (Ulangan 15:11). Sikap memberi dengan rendah hati menjadi kunci untuk mengerti kasih Allah yang memberkati. Memang benar,  memberi dengan sembunyi membuat kita tidak terkenal dan tidak dipuji manusia, namun dihadapan Allah Sumber Berkat dan Pertolongan, hidup kita mulia dan berharga.

Firman Allah mengajarkan kita untuk tidak lalai menjalankan perintah Tuhan membantu yang susah. Yang susah itu bisa jadi tetangga kita, rekan sekerja, saudara seiman atau orang tua kita sendiri. Bantulah kesusahan saudara kita itu dengan sukacita dan tulus. Allah mau agar hidup iman kita kepadaNya mendatangkan kegembiraan bagi orang lain dan Allah mengingat baik segala perbuatan baik kita. Dengan motivasi ibadah yang benar dalam membantu maka cinta kasih kita kepada Tuhan Yesus semakin berakar dan berbuah. Kita pun mau bahwa  hidup kita berbuah bagi kemuliaan Tuhan (Filipi 1:22). Jadi dengan motivasi ibadah yang benar, maka kita pun  terhindar sebagai orang-orang munafik yang dicela Tuhan Yesus. Kiranya dengan pertolongan Roh Kudus, kita menjadi orang-orang Kristen  murah hati yang mau menjadi saluran  berkat Allah bagi sesama. Amin.


Khotbah Minggu, 16 Januari 2011 di Jemaat GPIB Imanuel, Bekasi