Sponsors

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik." Luk. 4:18"

Theme Support

Agenda. ----- Retreat Presbiter GPIB Sejahtera Bandung, Sekesalam 27-28 Januari 2017, Pembina: Pdt Susy Rumeser-Thomas, MTh dan Pdt Stephen Sihombing, MTh ----- Penggalangan Dana Panitia Pembangunan gereja GPIB Sejahtera bandung, Minggu 22 Januari 2017 jam 08.00 WIB PF. Pdt. Jacoba Marlene Joseph, MTh ---- PS GPIB ke-XX 26-31 Oktober 2015, Swiss Bell Hotel, Balikpapan, Kalimantan Timur ---- Ibadah Minggu 26 Juli 2015 jam 07.00 --- Ibadah Nuansa Budaya Minahasa Minggu 26 Juli 2015 jam 09.00 Pdt. Drs. J. Sompotan, S.Th dan Pembinaan Presbiter Sabtu 25 Juli 2015 jam 17.00 ---- PF Minggu 19 Juli 2015 Sejahtera bandung 07.00 dan 09,00 --- Perjamuan Kudus Minggu 12 Juli 2015 Sejahtera Bandung 07.00 ---- Pembahasan Rantap PS XX GPIB di Hotel Marbela Bandung --- PF Minggu 5 Juli 2015 Sejahtera Bandung 07.00 dN 09.00 Peneguhan Pelayan dan Pengurus ke - 6 Pelkat --- PF Minggu 10 Nov 2013 di Jemaat Pondok Ungu jam 06.00 dan 10.00 --- Perayaan HUT GPIB ke-65, Selasa 5 Nov 2013 di Tenis Indoor Senayan Jakarta --- Pembinaan Penelaahan Alkitab di Wisma Kinasih, Bogor, Minggu 3 November 2013 ---- PF di jemaat Pondok Ungu Bekasi dan jemaat GPIB Kharis Jakarta 30 Juni 2013 ----- Pemilihan Korwil Pelkat Mupel Bekasi 4 Mei 2013 di jemaat GPIB Gloria Bekasi ----- Sertifikasi Pengajar katekisasi 18-20 April 2013 di MDC Gadog ---- Sidang tahunan dan Sidang Wilayah Mupel Bekasi 4-5 Maret 2013 di MDC Gadog ---- PF di Jemaat Pondok Ungu jam 6 dan 10.00 serta di Gloria Bekasi Minggu 3 Maret 2013 jam 17.30 WIB ---- PF di Jemaat Zebaoth Bogor beserta PS Jemaat GPIB Pondok Ungu jam 09.00 wib --- Pembinaan pelkat di Jemaat GPIB Marturia Jakarta Timur 2 Maret 2013 jam 18.30 ---- Lokakarya RKA GPIB Pondok Ungu, 1-2 maret 2013 di Vila Saiya Cipayung, Bogor --- PST GPIB di Makassar 19-21 Februari 2013 ---PF di GPIB Pondok Ungu jam 10.00 dan di GPIB Efatha Jakarta jam 17.00 Minggu 10 Februari 2013 --- SMJ GPIB Pondok Ungu Triwulan 3, Minggu 10 Februaru 2013 ---- Peneguhan Pelkat GPIB Pondok Ungu 3 Februari 2012 oleh Pdt PH Sitorus, MSi ----- Perjamuan Kudus 10 Oktober 2012 di GPIB Pondok Ungu, jam 06.00 dan 10.00 WIB, ---- Peneguhan Diaken dan Penatua GPIB Pondok Ungu 2012-2017 pada Minggu, 23 September 2012 yang dilayani peneguhannya oleh Pdt. Marlene Josep, STh dan didampingi Pdt. SGR Sihombing, MTh, Pdt. Kolanus, MMin, Pdt. Hilda Sihasale, MMin, Pdt. Dina haba STh ---- Perjamuan Kudus Minggu Pentakosta, Minggu, 1 Juli 2012 jam 06.00 dan 10.00 WIB, Pemilihan Diaken dan Penatua GPIB Tahap Penetapan pada hari Minggu, 1 Juli 2012, Lokakarya Penulisan Sabda GPIB, 5-6 Mei 2012, TOT Pendeta materi bina diaken dan penatua, 3-4 Mei 2012 di Kinasih, Caringin Bogor, Lokakarya Materi Bina tahap II, 30 April-2 Mei 2012 di Ruang MS GPIB, Pelayanan Ibadah Minggu, 29 April 2012, Pelayanan Ibadah Minggu 31 Juli 2011 di jemaat GPIB PUP jam 10.00 wib --- SMJ GPIB PUP Triwulan 1, 31 Juli 2011 jam 12.00 wib, --- Pelayanan Ibadah Minggu, 22 Mei 2011 di jemaat GPIB Harapan Kasih jam 09.00 wib ---- 15 Mei 2011 di jemaat GPIB Menara Kasih, Bekasi, --- 8 Mei 2011 di jemaat GPIB Sion, Jakarta Barat jam 10.00 wib dan GPIB Efatha, Jakarta Selatan jam 17.00 wib, --- Pelayanan Ibadah Minggu, 1 Mei 2011, GPIB Pondok Ungu, Bekasi jam 06.00 wib dan 10.00 wib --- Ibadah Paskah, Minggu 24 April 2011, jam 05.00 wib ---- Perjamuan Kudus Jumat Agung, 22 April 2011, jam 06.00 dan 10.00 wib ---- Peneguhan anggota sidi baru, 17 April 2011, jam 10.00 wib ----, Retret Katekisasi terpadu GPIB Pondok Ungu, Harapan Indah, Harapan Baru dan Dian Kasih, 1-3 April 2011,---- Lokakarya Penyusunan RKA Sabtu, 26 Maret 2011 jam 13.00 --- Sidang Majelis Jemaat Triwulan 4, Minggu 24 April 2011, jam 12.00 WIB ---Pelayanan Minggu di jemaat GPIB Anugerah Bekasi jam 09.00 dan GPIB Harapan Kasih jam 18.00 ---.

Minggu, 26 Desember 2010

Merry Christmas 25 Desember 2010

Clipart

Tata Ibadah Natal 2010

Tata Ibadah Natal Jemaat GPIB Pondok Ungu
Tema: Damai Kristus membawa sukacita dan pengharapan
Rabu, 29 Desember 2010

Narasi dan tayangan video/pementasan peran: Indonesia Berduka

Alam menunjukkan kuasanya yang dahsyat dan menakutkan. Peristiwa air bah pada zaman Nuh bukan isapan jempol. Saudara-saudara kita di Wasior, Papua Barat merasakan penderitaan hebat saat air bah menghantam dan menghanyutkan semua yang mereka cintai. 

Dalam waktu tidak lama, lagi-lagi alam bergolak. Di pagi buta, gelombang air dari dasar laut berkejaran menuju daratan kepulauan Mentawai. Hanya dalam satu kali sapuan, lenyap harta benda dan saudara terkasih. Yang tinggal hanyalah puing-puing dan linangan air mata. 

Duka negeri ini tiada putusnya. Merapi menyemburkan awan panas dan material yang menghanguskan seluruh makhluk tanpa ampun. Korban berjatuhan. Kerugian tidak terhitung banyaknya. Doa pun dipanjatkan mohon pengampunan Yang Maha Kuasa. 

Dosa manusia sejak kisah Adam dan Hawa tetap berlanjut. Manusia menjadi angkuh dan tidak lagi takjub kepada Sang Pencipta.  Kekerasan merajalela di mana-mana. Manusia berada dalam belenggu kebencian, permusuhan dan keserakahan sehingga abai terhadap sesama dan lingkungan. Jika begitu, apakah yang dapat kita lakukan?  

Peristiwa Natal  hendak mengajak kita untuk berlaku rendah hati dan berlaku hormat terhadap Allah Pencipta. Peristiwa Natal hendak memperbarui sukacita dan pengharapan kita tentang dunia baru yang dijanjikan Allah dan suasana damai sejahtera yang hendak dilimpahkan bagi siapa saja yang mengasihiNya. Peritiwa Natal menolong kita untuk selalu peduli terhadap sesama seperti kasih Yesus bagi semua manusia.

Panggilan Beribadah:
P2 : Allah beserta saudara
J :    besertamu juga
P2 : Kita berkumpul untuk merayakan kelahiran Juruselamat
       Dunia.
J :    Di sini kita beribadah kepada Allah dan PutraNya Yesus
       Kristus, yang lahir malam ini di kota
      Betlehem dan di hati kita semua.
P2 : Mari saudaraku, kita berdiri menaikkan syukur kepada
       Allah Yang Mahakasih dan memuji
      namaNya yang kudus dan mulia. Mari kita berdiri
       menyambu kehadiran Allah melalui  FirmanNya
       yang hidup dan kekal.                                   berdiri

Nyanyian Jemaat: KJ. 99 GITA SORGA BERGEMA                                    
Kantoria Gita sorga bergema, lahir Raja mulia
              Damai dan sejahtera turun dalam dunia
              Bangsa-bangsa bangkitlah dan bersoraklah serta
              Permaklumkan kabar baik lahir Kristus trang ajaib
              Gita sorga bergema, lahir Raja mulia

Jemaat Yang di sorga bergema, Kristus Raja yang baka
             Lahir dalam dunia dan Maria bundaNya
             Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal
             Dalam Anak yang kecil nyatalah Imanuel
             Gita sorga bergema, lahir Raja mulia

Doa Pembukaan: Pdt. Stephen G.R. Sihombing, MTh
 
Berita Sukacita Natal I : Lukas 1:26-38   duduk
Anak-anak--- 1: ay. 26-27, 2: ay. 28-29, 3: ay. 30-31,
                       4: ay. 32-33, 5: ay. 34-35, 6: ay: 36-37,
                       7: ay: 38

Nyanyian Jemaat: KJ 94 HAI KOTA MUNGIL BETLEHEM
Kantoria Hai kota mungil Betlehem, betapa kau senyap
                Bintang di langit cemerlang melihat kau lelap
                Namun di lorong glapmu bersinar Trang baka
                Harapanmu dan doamu kini terkabullah

Jemaat     Sebab bagimu lahir Mesias, Tuhanmu
Malaikatlah penjagaNya di malam yang teduh
Hai bintang-bintang fajar, britakan Kabar Baik
Sejahtera di dunia! Segala puji naik!

Berita Sukacita Natal II : Lukas 2: 1-14
PKP--- 1: ay.1-2, 2:ay 3-4, 3:ay. 5-6, 4: ay. 7-8,
             5: ay. 9-10, 6: ay. 11-12, 7: ay. 13-14

Nyanyian Jemaat: KJ 97  HAI MALAIKAT DARI SORGA

Kantoria Hai malaikat dari Sorga sayapmu bentangkanlah
                Nyanyi di seluruh dunia Lahir Kristus RajaNya!
          Ref: Sudah lahir Kristus Raja, mari sujud menyembah

Jemaat      Hai gembala yang menjaga dombamu di Eftara
Allah beserta manusia, mari menyaksikannya!
          Ref: Sudah lahir Kristus Raja, mari sujud menyembah

Berita Sukacita Natal III : Lukas 2:15-20
PKB --- 1: ay. 15, 2: ay. 16, 3: ay. 17, 4: ay. 18,
              5: ay. 19, 6: ay. 20

Nyanyian Jemaat: KJ 102 DI DALAM PALUNGAN
Kantoria Di dalam palungan tiada yang lain,
                Terbaringlah Yesus berbalutkan kain
                BintangNya di langit mengkilap terang
                Dan Yesus tertidur lelap dan tenang

Jemaat      Ternak bersuara membangunkanNya
Tetapi Sang Bayi tiada resah
Ya Yesus sekarang hatiku tentram
Engkaulah temanku di malam kelam

Doa Pengakuan
P3: Bapa Pengasih dan penyayang, tolong kami saat 
       merayakan natal malam ini untuk berlaku murah hati    
       sama seperti         malaikat yang bernyanyi merdu, 
       seperti gembala Efrata yang datang bersujud di   
       palungan dan seperti Majusi yang  beribadah dengan 
       pemberian tulus. Kiranya kebaikanMu  
       mengalir dari setiap hati yang bersyukur dan mulut 
       yang memuji         namaMu. Tutuplah pintu kebencian   
       dan bukakan pintu kasih di hati kami. Bebaskan kami 
       dari yang jahat dengan kuasa   Kristus dan  
       ajarkan kami bersukaria dengan hati yang bening. 
       Kiranya sukacita natal membuat kami berbahagia 
       sebagai  anak-anakMu dan menjadi pembawa 
       damai sejahtera dengan pikiran dan hati yang penuh 
       sukacita dan mengampuni. Demi nama Tuhan Yesus 
       Kristus, yang lahir sebagai juruselamat hidup 
       kami. Amin.

Penyalaan Lilin Natal
1. Pelayan Firman
2. KMJ GPIB Pondok Ungu
3. Ketua Panitia Natal
4. Perwakilan ke-6 Pelkat/Komisi/Panitia
5. Perwakilan Warga Jemaat dari tiap sector

Nyanyian  Jemaat : KJ 92 MALAM KUDUS
Kantoria Malam kudus sunyi senyap dunia terlelap,
                Hanya dua berjaga terus
                Ayah bunda mesra dan kudus,
                Anak tidur tenang , anak tidur tenang

Jemaat     Malam kudus sunyi senyap
               Kabar Baik menggegap
Kaum gembala menyaksikannya,
               Lahir Raja Syalom, Lahir Raja Syalom

Puji-pujian: PS Jemaat GPIB Pondok Ungu

Pelayanan Firman      2 Korintus  8:9

Khotbah Natal:   Pdt. Drs. Christian F. Oroh
                             Pdt/KMJ  GPIB Bethel, Bandung

Nyanyian Jemaat: KJ. 123  SLAMAT-SLAMAT DATANG

Kantoria S’lamat, s’lamat datang, Yesus, Tuhanku!
                Jauh dari sorga tinggi kunjunganMu.
                S’lamat datang, Tuhanku, ke dalam dunia;
                Damai yang Kau bawa tiada taranya.
                Salam, salam!

Jemaat      “Kyrie eleison”: Tuhan, tolonglah!
                Semoga kidung kami tak bercela.
                BundaMu Maria diberi karunia
                Melahirkan Dikau kudus dan mulia.
                Salam, salam!

Puji-pujian: PS. Pondok Ungu

Doa Syafaat:  Pdt. Drs. Christian F. Oroh

Puji-pujian: VG. GP Pondok Ungu

Pengucapan syukur jemaat

P4: Marilah kita memberikan persembahan syukur kita
       sambil mengingat perkataan Tuhan Yesus:
       “Adalah lebih berharga memberi daripada
       menerima.” (Kisah 20:35b)

Nyanyian Jemaat: KJ 118:1,2,3
Kantoria   Sungguh mulia, berkarunia,
                Hari Natal yang kudus
                Duka berakhir: Kristus t’lah lahir,
                Mari bernyanyi dengan merdu!

Prmpn Sungguh mulia, berkarunia,
                Hari Natal yang kudus
Lk-lk        Damai ilahi nyata kembali,
                Mari bernyanyi dengan merdu!

-------- pundi diedarkan di tengah Jemaat  ---------

                                                                             berdiri
           

Jemaat      Sungguh mulia, berkarunia,
                Hari Natal yang kudus    
                Sambut semua pujian sorga.
                Mari bernyanyi dengan merdu!

Doa persembahan
P4: Allah yang maha Kasih, seperti Maria dan Yusuf
          yang mempercayai  anugerahMu meskipun mereka
          mengalami ketakutan,  kemiskinan, dan
          ketidakpastian, kami pun hendak mempersembahkan
          hidup kami dan segala yang kami miliki bagiMu.            
          Berkatilah persembahan kami dan sucikan
          setiap pikiran dan perbuatan kami agar Yesus lahir
          bagi kami dan melalui  hidup kami maka kasih
         Tuhan dinyatakan kepada mereka yang masih
          berjalan dalam kegelapan. Amin.

Puji-pujian:  PS/VG. …………………

Pesan pengutusan              berdiri
(Tayangan slide wajah anak-anak)

PF:   Pada malam perayaan natal jemaat, kiranya kita semua
        dapat berdamai sebagai satu tubuh Kristus.  
        Marilah  kita  saling mengasihi dan melayani
       Tuhan Yesus  dengan kerendahan hati
        agar damai natal menyebar kepada semua manusia          
        di segala waktu dan tempat.

J: Bentuklah kami seturut kehendakMu dan jadikan kami
       sebagai anak-anak Allah Yang Mahatinggi yang  
       diberi otoritas  mengusir kuasa iblis, menyembuhkan
       yang sakit dan mewartakan Injil Kristus kepada 
       segala makhluk.

Nyanyian  Jemaat: KJ 100  MULIAKANLAH
        Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah,
        Tuhan Allah Mahatinggi!
        Damai sejaht’ra turun ke bumi
        bagi orang pengasihanNya.
        Muliakanlah Tuhan Allah!
        Muliakanlah Tuhan Allah!
        Damai sejaht’ra turun ke bumi;
        damai sejaht’ra turun ke bumi
        bagi orang, bagi orang pengasihanNya,
        bagi orang pengasihanNya, pengasihanNya.
        Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah,
        Tuhan Allah Mahatinggi!
        Damai sejaht’ra turun ke bumi
        bagi orang pengasihanNya,
        Amin, amin, amin.

Berkat     Pdt. Drs. Christian F. Oroh

Jemaat  Amin (KMM 174 2X)


-----------------------------------------------------

Susunan Acara Perayaan Natal

Ucapan Selamat hari Natal kepada
  Warga Jemaat GPIB Pondok Ungu

Ucapan terimakasih kepada
1. Pdt. Drs. Christian F. Oroh atas pelayanan Firman
2. Paduan Suara dan Vokal Group
3. Presbiter, kantoria, petugas multimedia dan tim musik
    yang bertugas

Kata Sambutan
1. Ketua Panitia Natal
2. Ketua Majelis Jemaat: Pdt. SGR. Sihombing, MTh

Pembagian Bingkisan natal
Hiburan
Penutup

Jumat, 24 Desember 2010

Khotbah Matius 2:1-2

Menyembah Raja di atas segala raja

Sidang jemaat yang dikasihi Allah,
Hari Natal menjadi momen indah bagi orang beriman sebab natal mengingatkan kita tentang (1) kasih Allah yang besar bagi manusia: bahwa Allah bersedia menjumpai manusia dalam keadaan apapun, (2) tentang kehidupan keluarga yang diberkati Allah seperti keluarga Yusuf dan Maria yang hidup dalam kasih karunia Allah, dan (3) tentang penyembahan sejati kepada Allah seperti yang dilakukan orang-orang Majus dari Timur.

Orang-orang majus dari Timur diakui berasal dari kalangan pandai dan kaya dari Babilonia, wilayah Irak.  Mereka bukanlah orang Israel, mereka non-yahudi. Mereka adalah imam-imam agama Zoroaster. Mereka adalah para penyembah dewa Ahuramazda (Ormuz) yang artinya dewa kebaikan dan dewa terang. Mereka percaya bahwa bintang yang mereka lihat itu adalah representasi kehadiran Allah yang membawa kebaikan bagi manusia. Untuk itu mereka bersedia melakukan suatu perjalanan yang sangat jauh dari Babel (Irak) menuju tanah Kanaan, Israel dan kota Yerusalem. Di kota Yerusalem itulah, orang-orang Majus bertanya kepada penduduk: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia" (Mat. 2:2). Mereka bertanya saat mereka berada di pusat kekuasaan politik (pemerintahan raja Herodes) dan agama (ahli taurat dan imam-imam Yahudi).

Pertanyaan orang-orang Majus ini memperlihatkan tujuan dan niat hati mereka yang terdalam. Mereka bukan sedang membangun kekuatan politik baru atau menciptakan agama baru. Mereka datang  bukan untuk kepentingan duniawi. Mereka sudah beroleh  petunjuk lewat bintangNya yang memimpin mereka dari tempat yang jauh. Mereka percaya bahwa yang lahir itu adalah Raja di atas segala raja. Sekarang, para majus yang pintar dan kaya itu hendak menyembah Tuhan Yesus, bayi yang lahir di Betlehem.
Tujuan dan niat mereka adalah menyembah Allah, untuk datang mempermuliakan, menghormati, tunduk dan takluk dihadapan Yesus. Mereka datang bukan untuk menyembah raja Herodes, tetapi menyembah Tuhan Yesus. Mereka menempatkan Tuhan Yesus sebagai Raja yang mendatangkan bagi manusia dan alam semesta. Allah sudah memperlihatkan kuasaNya dengan petunjuk bintang di langit dan mereka percaya bahwa yang lahir itu adalah Raja yang patut disembah oleh umat manusia.

Kedatangan orang Majus ke Betlehem, menunjukkan bahwa keselamatan Allah itu dapat dianugerahkan kepada siapa saja, yang benar mencari dan mendapatkan Tuhan Yesus dengan segala daya upaya, dengan kesungguhan hati dan komitmen yang teguh. Orang majus mengingatkan kita bahwa kepandaian dan kekayaan itu bukan segala-galanya. Kepandaian dan kekayaan bukan untuk disembah. Kepandaian dan kekayaan itu harusnya digunakan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah, untuk membuat kita menjadi penyembah-penyembah Tuhan Yesus.  Orang-orang majus itu mempersembahkan kekayaan dan kepandaiannya untuk dapat bertemu Yesus. Mereka tidak rugi dengan memberikan emas, kemenyan dan mur (2:11). Mereka juga tidak malu untuk bertanya, termasuk bertanya kepada raja herodes yang lalim dan bengis itu (2:7-8).  Kepandaian dan kekayaan telah membantu mereka untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yesus dan menyembahNya sebaga Raja yang membawa keselamatan bagi umat manusia (2: 11).


Di hari Natal kedua ini, saat keluarga-keluarga Kristen membawa anak kekasih untuk di baptis, sebagai umat Tuhan kita diingatkan pertama, untuk tidak menjadikan kekayaan dan kepandaian sebagai tujuan akhir. Jika kita boleh dianugerahi kekayaan dan kepandaian, maka semakin taatlah kita dalam penyembahan kepada Allah dan berlakulah hormat kepada Allah dalam hidup ini. Sebagai orang tua, kita mendidik anak-anak kita menjadi orang pandai dan berhasil sekaligus sebagai anak-anak yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mari kita doakan anak-anak kita  tidak hanya berhasil dalam pendidikan dan pekerjaannya, tetapi yang terutama mereka semakin mengasihi dan selalu menyembah Tuhan Yesus dimanapun mereka berada. Kita dapat kehilangan damai sejahtera natal jika kita membiarkan anak-anak kita berada dalam jalan kegelapan. Natal mengajak kita untuk berdamai dan menjumpai orang-orang yang kita kasihi apapun kesalahan mereka agar kita dapat menyatakan pengampunan dan kasih Allah.

Kedua, para Majus mempersembahkan waktu, pikiran, tenaga, dan harta benda mereka untuk dapat bertemu Tuhan Yesus dan menyembahNya dari dekat.  Persekutuan dengan Tuhan Yesus dilakukan dalam kebersamaan. Pengetahuan kita tentang keselamatan didalam Tuhan Yesus  mendorong kita selalu bersekutu dalam penyembahan yang benar dengan saudara-saudara seiman. Semoga rahmat Allah senantiasa membimbing saudara seperti para Majus yang dibimbing dengan bintangNya untuk datang ke rumah Allah, datang bergereja, datang menyembah Tuhan Yesus. Percayalah bahwa  kuasa Roh Kudus menjadi pemandu  yang selalu mengajak kita untuk bersekutu, bertobat dan hidup baru dalam kebenaran FirmanNya. Jadi pekalah terhadap suara Tuhan yang memanggil dan mengundang kita untuk duduk di sekitar FirmanNya, menjadi pelaku Firman.

Ketiga, orang-orang Majus menjadi contoh bagi kita agar menjadi orang-orang Kristen yang berani bersaksi  dan setia menyembah Tuhan Yesus sekalipun berada di tengah orang-orang yang membenci nama Yesus. Para Majus itu dibimbing Allah dengan bintangNya (ay. 2) dan diselamatkan Allah lewat mimpi di malam hari (ay.12).   Kita pun senantiasa berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah jika kita setia bersaksi dan menyembah Tuhan Yesus sebagai Raja dalam hidup kita, sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat pribadi dan keluarga kita. Semoga kesaksian dan penyembahan kita kepada Tuhan Yesus selama ini, kita lakukan dengan sukacita dan kerendahan hati sehingga hari raya natal ini benar memberikan damai sejahtera bahwa Yesus adalah Raja diatas segala raja yang kepadaNya kita memuji dan mengucap syukur. Hanya Tuhan Yesuslah Raja di hati kita dan kita mau hidup dalam damai sejahteraNya dan berdamai dengan semua orang. Selamat hari natal. Damai sejahtera Allah dan sukacita natal memberkati dan menyertai  kita. Amin.

Khotbah Minggu pada hari Natal 2, 26 Desember 2010.

Kamis, 23 Desember 2010

Tujuh Karakteristik Gereja yang Hidup

Gereja yang hidup adalah gereja yang?meminjam istilah Dietrich Bonhoeffer?ke dalam bermakna, ke luar relevan. Dengan kata lain, kehadirannya dirasakan tidak hanya oleh umat, tetapi juga oleh masyarakat di sekitarnya. Gereja yang hidup, pada dirinya sendiri, adalah Injil, kabar baik, bukan hanya bagi para warga jemaat di dalamnya, tetapi juga bagi masyarakat di luar gereja. Ia seperti ?oase? di tengah padang gurun dunia. Berikut ini adalah tujuh karakteristik gereja yang hidup. 

1.Visi yang jelas
Visi seumpama titik terang di ujung lorong yang gelap, kepadanya segala daya dan upaya diarahkan. Visi tidak hanya akan menjawab pertanyaan untuk apa gereja itu ada, tapi juga kemana gereja itu akan mengarah. Oleh sebab itu, gereja ada tidak sekadar ?menggelinding?. Padat programnya, sibuk aktivitasnya, tetapi tidak jelas maknanya. Gereja mesti tahu kemana arah tujuan dan apa yang ingin dicapai. Ia tidak berjalan bagai dalam labirin tak berujung. Dalam Amsal 29:18 versi King James dikatakan, ?Where there is no vision, the people perish.??Tanpa visi, rakyat binasa (Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan: ?Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat?). Memiliki visi seumpama anak panah yang punya sasaran bidik; itik di mana semua energi, kemampuan, dan perhatian seluruh anggota diarahkan; landasan sekaligus tujuan dari semua kegiatan dan program gereja. 

2.Struktur organisasi yang dinamis
Tidak ada yang meragukan peran Roh Kudus dalam gereja. Namun, hal itu bukan berarti gereja tidak perlu ditata. Paulus mengatakan bahwa segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1 Korinstus 14:40). Struktur organisasi yang dinamis memungkinkan ?aturan main? yang jelas, tegas, sekaligus terarah, sehingga gereja cepat tanggap, bereaksi secara akurat, dan berinteraksi secara tepat. Ketidakharmonisan bisa diminimalkan, potensi yang ada pun bisa disalurkan lebih efektif dan efisien untuk mencapai visi. 

3.Ibadah yang hangat
Guru Sekolah Minggu bertanya kepada seorang anak, ?Mengapa tidak boleh berisik di gereja?? Si anak menjawab, ?Karena mengganggu orang tidur!? Cerita ini memang hanya joke?lelucon, tetapi joke biasanya berangkat dari sebuah realitas tertentu. Ibadah yang hangat memungkinkan jemaat pulang dari beribadah dengan mendapatkan ?sesuatu?; baik dari khotbah yang disampaikan, maupun dari suasana ibadah yang dibangun, sehingga dapat dijadikan ?bekal? dalam hidup keseharian mereka.
Akan tetapi, jangan salah, ibadah yang ?hidup? tidak sama dengan ibadah yang ingar bingar, penuh musik, dan sorak sorai. John Stott berpendapat tentang ibadah yang penuh kekhidmatan sekaligus penuh sukacita, yaitu ketika warga jemaat turut terlibat dengan penuh antusias; khotbah disampaikan oleh hamba Tuhan yang secara sungguh-sungguh menyiapkan dan menggumuli firman Tuhan; tim musik dan pemandu pujian yang disiapkan dengan baik. 

4.Persekutuan yang akrab
Relasi akrab antar warga jemaat itu penting. Relasi yang akrab akan mengikat mereka dalam sebuah persekutuan yang harmonis. Seumpama sebuah keluarga, perbedaan bisa tetap ada, bahkan juga konflik. Namun, itu semua tidak akan sampai memisahkan. Sebab ada dasar kokoh yang melandasi, yaitu kasih Kristus. Paulus sangat menekankan relasi kasih ini (Kolose 3:12-17, Filipi 2:1-11). Tuhan Yesus juga menasihatkan para murid untuk saling mengasihi (Yoh 15:12). Bahkan relasi kasih ini dikatakan sebagai identitas para murid-Nya (Yoh 15:14-16). Bisa jadi kedengarannya ?klise?, tetapi itulah yang harus dibangun. Tanpa dasar kasih Kristus, tidak akan ada keakraban. Ciri-ciri persekutuan yang akrab, yaitu adanya kerinduan untuk bertemu, rasa ?nyaman? dan ?aman? bila bersama-sama, dan ada keinginan untuk saling berbagi dan melindungi. 

5.Pembinaan yang berkesinambungan dan terarah
Pembinaan kelompok-kelompok di dalam jemaat?sekolah minggu, remaja, pemuda, dewasa muda, dewasa?dilakukan secara berkesinambungan dan terarah; tidak sporadis; tidak berjalan sendiri-sendiri; bukan suka-suka kelompok yang bersangkutan. Begitu juga kelompok-kelompok lain, seperti persekutuan wilayah, kelompok sel, dan pendalaman Alkitab. Pertanyaan kunci guna menunjang pembinaan yang berkesinambungan dan terarah adalah apa yang mau dicapai pada masa yang akan datang. 

6.Pelayanan ke luar dan ke dalam
Pelayanan yang dimaksud di sini adalah ?pelayanan sosial?, seperti ketika para rasul menunjuk ketujuh orang diaken dalam Kisah Para Rasul 6:1-7. Jadi, sementara para rasul fokus pada ?pelayanan firman?, ?pelayanan sosial? tidak terabaikan. Gereja tidak semestinya hanya berkutat dengan ?masalah rohani?, tetapi juga perlu ?menggarap pelayanan sosial?; kepada jemaat?perkunjungan, diakonia, dan sebagainya?dan kepada masyarakat di sekitar gereja?beasiswa, poliklinik, posyandu, pelatihan keterampilan, dan sebagainya. Untuk itu, gereja memerlukan inovasi-inovasi baru. Intinya adalah bagaimana agar kehadiran gereja betul-betul dapat dirasakan sebagai berkat. 

7.Membawa perubahan hidup
Apabila misi ke luar gereja adalah supaya semakin banyak orang merasakan sapaan kasih Allah, mengenal, dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, misi ke dalam gereja adalah menjadikan warganya memiliki sikap hidup yang ?berbeda? dalam keseharian mereka di mana pun dan dalam peran apa pun. Seperti jemaat mula-mula yang tidak hanya bertumbuh di dalam, tetapi juga ?bersinar? di luar. Kisah Para Rasul 2:47 menyatakan, ?Dan mereka disukai semua orang.? Setiap orang kristiani memiliki identitas ganda; dipanggil dari dunia dan diutus ke dalam dunia. Artinya, dipanggil untuk menjadi berbeda dari ?orang dunia?, tanpa menjadi terpisah dari dunia. Identitas kekristenan semestinya tidak hanya tampak dalam kehidupan ibadah, tetapi juga nyata dalam kehidupan etis. Menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16).

Ayub Yahya

Pesan Natal PGI & KWI 2010

TEMA NATAL:

“Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia”

(bdk. Yoh. 1:9)

 Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

 1. Pada saat ini kita semua sedang berada di dalam suasana merayakan kedatangan Dia, yang mengatakan: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh. 8:12). Dalam merenungkan peristiwa ini, rasul Yohanes dengan tepat mengungkapkan: “Terang yang sesungguhnya itu sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (Lih. Yoh.1:9-11). Suasana yang sama juga meliputi perayaan Natal kita yang terjalin dan dikemas untuk merenungkan harapan itu dengan tema:“Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia”.

2. Saudara-saudari terkasih,

Kita bersyukur boleh hidup dalam suatu negara yang secara konsti-tusional menjamin kebebasan beragama. Namun akhir-akhir ini gejala-gejala kekerasan atas nama agama semakin tampak dan mengancam kerukunan hidup beragama dalam masyarakat. Hal ini mencemaskan pihak-pihak yang mengalami perlakuan yang tidak wajar dalam masyarakat kita. Kita semakin merasa risau akan perkembangan “peradaban” yang mengarus-utamakan jumlah penganut agama; “peradaban” yang memenangkan mereka yang bersuara keras berhadapan dengan mereka yang tidak memiliki kesempatan bersuara; “peradaban” yang memenangkan mereka yang hidup mapan atas mereka yang terpinggirkan. Peradaban yang sedemikian itu pada gilirannya akan menimbulkan perselisihan, kebencian dan balas-dendam: suatu peradaban yang membuahkan budaya kematian daripada budaya cinta yang menghidupkan.

Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penanggungjawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuang-kan kepentingan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kinerja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. Sorotan media massa terhadap kinerja penanggungjawab publik yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terungkap dengan praktik korupsi dan mafia hukum hampir di segala segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat memprihatinkan, karena itu adalah kejahatan sosial.

Sementara itu, keadaan masyarakat yang semakin jauh dari sejahtera, termasuk sulitnya lapangan kerja, semakin memperparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor murni alami maupun karena dampak campur-tangan kesalahan manusiawi, terutama dalam penanganan dan penanggulangannya. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu.

Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus yang menjelma menjadi manusia, sudah datang ke dalam dunia. Walaupun banyak orang menolak Terang itu, namun Terang yang sesung-guhnya ini membawa pengharapan sejati bagi umat manusia. Di tengah kegelapan, Terang itu menumbuhkan pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidak-adilan. Bahkan di tengah bencana pun muncul kepedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok apa pun. Terang itu membawa Roh yang memerdekakan kita dari pelbagai kegelapan, sebagaimana dikatakan oleh Penginjil Lukas: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampai-kan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk. 4:18-19).

Natal adalah tindakan nyata Allah untuk mempersatukan kembali di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya (Lih. Ef. 1:10). Semua yang dilihat-Nya baik adanya itu (Lih. Kej. 1:10), yang telah dirusakkan dan diceraiberaikan oleh kejahatan manusia, menemukan dirinya di dalam Terang itu. Oleh karena itu, dengan menyambut dan merayakan Natal sebaik-baiknya, kita menerima kembali, ─ dan demikian juga menyatukan diri kita dengan ─ karya penyelamatan Allah yang baik bagi semua orang.

Di dalam merayakan Natal sekarang ini, kita semua kembali diingatkan, bahwa Terang sejati itu sedang datang dan sungguh-sungguh ada di dalam kehidupan kita. Terang itu, Yesus Kristus, berkarya dan membuka wawasan baru bagi kesejahteraan umat manusia serta keutuhan ciptaan. Inilah semangat yang selayaknya menjiwai kita sendiri serta suasana di mana kita sekarang sedang menjalani pergumulan hidup ini.

3. Saudara-saudari terkasih,

Peristiwa Natal membangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan kesejahteraan semua orang. Kita juga dipanggil dan diutus untuk menjadi terang yang membawa pengharapan, dan terus bersama-sama mencari serta menemukan cara-cara yang efektif dan manusiawi untuk memperjuangkan kesejahteraan bersama.

 * Bersama Rasul Paulus, kami mengajak seluruh umat kristiani di tanah air tercinta ini: “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan” (Rm. 12:21), karena dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, kita sendirilah yang dikalahkannya.

* Selanjutnya kita wajib ikut-serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, bahkan melalui usaha-usaha kecil tetapi konkret seperti menjalin hubungan baik dengan sesama warga masyarakat demi kesejahteraan bersama. Kita turut menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan alam ciptaan, antara lain dengan menanam pohon dan mengelola pertanian selaras alam, dengan tidak membuang sampah secara sembarangan; mempergunakan air dan listrik seperlunya, mempergunakan alat-alat rumahtangga yang ramah lingkungan.

* Dalam situasi bencana seperti sekarang ini kita melibatkan diri secara proaktif dalam pelbagai gerakan solidaritas dan kepedulian sosial bagi para korban, baik yang diprakarsai gereja, masyarakat maupun pemerintah.

* Marilah kita memantapkan penghayatan keberimanan kristiani kita, terutama secara batiniah, sambil menghindarkan praktik-praktik ibadat keagamaan kita secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetapkan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi.



Akhirnya, marilah kita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya dalam kesederhanaan dan kesahajaan penyembah-penyembah-Nya yang pertama, yakni para gembala di padang Efrata, tanpa jatuh ke dalam perayaan gegap-gempita yang lahiriah saja. Marilah kita percaya kepada Terang itu yang sudah bermukim di antara kita, supaya kita menjadi anak-anak Terang (Yoh.12:36). Dengan demikian perayaan Natal menjadi kesempatan mulia bagi kita untuk membangkitkan dan menggerakkan peradaban kasih sebagai tanda penerimaan akan Terang itu dalam lingkungan kita masing-masing. Dengan pemikiran serta ungkapan hati itu, kami mengucapkan:

SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011

 Jakarta, 12 November 2010

Atas Nama

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI),

 Pdt. Dr. A.A. Yewangoe

Ketua Umum

 Pdt. Gomar Gultom, M.Th.

Sekretaris Umum


KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI),

Mgr. M.D. Situmorang OFM Cap.

Ketua

 Mgr. J.M. Pujasumarta

Sekretaris Jenderal

Rabu, 22 Desember 2010

Mengapa Orang Yahudi Pintar?

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas dibenaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PhD-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel,setelah mengetahui sang ibu mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?" Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius." Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu.
Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang.Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang mengandung mengkonsumsi pil minyak ikan..

"Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi, perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)." Biasanya kalau sudah ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam. Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah- buahan, ini akan menyebabkan kita merasa mengantuk, lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka, menyuruh Anda merokok di luar rumah. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dahsyat ditemukan oleh saintis yang mendalami bidang gen dan DNA. Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat emperhatikan makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih main piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut ilmuwan Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi. Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, perbandingan anak-anak di Calfornia, dalam tingkat IQ-nya bisa dikatakan 6 tahun kebelakang! "Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olahraga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan ialah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman saya ini memanah dan menembak dapat melatih otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudah persiapan membela negara." "Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis, dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi." "Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktekkannya. Dan Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap tim) dapat keuntungan sebanyak US$ 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. "

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin? Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina? Terjawab sudah mengapa agresi Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban tewas akibat Holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismail Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al- Qur'an. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al-Qur'an ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam seusia muda itu mereka sudah menguasai al-Qur'an, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi. Tidak heran jika anak Palestina menjadi para penghapal al-Qur'an. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada yang main playstation atau game. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghapal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghapal al-Qur'an itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat, Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "goblok"? Kata goblok diambil bukan dari penulis, tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti yang menyokong teori ini. "Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu. "Jika Anda ke Jakarta, dimana saja Anda berada; dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke museum, hidung Anda akan segera mencium asap rokok! Dan harga rokok? Cuma 70 sen dolar! Hasilnya! Dengan penduduk berjumlah jutaan orang, ada berapa banyakkah universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Di tangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda pikirlah sendiri?"
sumber: http://budimansitohang.blogspot.com/

Kamis, 16 Desember 2010

Khotbah Lukas 1:5-13

Doa yang dijawab karena kesetiaan hidup beriman

Saudara yang dikasihi Allah,
Lazim orang berkata bahwa faktor bibit, bebet dan bobot itu penting dalam hidup keluarga. Bibit berbicara soal asal-usul atau keturunan siapa, bebet: soal lingkungan keluarga besarnya dan bobot: soal kualitas pribadi, termasuk kekayaan, pekerjaan dan iman seseorang. Kesempurnaan demikian minimal dapat menjamin kebahagiaan hidup di masa depan. Profile keluarga Zakharia (ay. 5-6) mengacu pada gambaran keluarga sempurna: keturunan baik-baik,  keluarga terpandang dan bekerja pada tempat terhormat sebagai keluarga imam. Kita dapat sepaham bahwa gambaran keluarga demikian menjadi harapan kita jika tidak terlalu mempersoalkan kekurangan kecil yang selalu ada dalam tiap rumah tangga.
Zakharia tidak hanya gembira dengan tugas keimamannya, tetapi juga konsisten dalam pelayanan yang  dipercayakan padanya sampai masa tuanya. Zakharia tidak hanya bertindak sebagai imam di bait Allah tetapi juga berfungsi sebagai imam dalam keluarganya. Terbukti Zakharia tidak menyalahgunakan jabatan pelayanan untuk mengejar kesenangan dan kekayaan pribadi (lihat perilaku keluarga imam Eli dalam             1 Samuel 2: 12-17). Zakharia bersama istrinya selalu hidup sesuai firman Allah.
Zakharia dan Elisabeth menjadi contoh suami-istri yang dapat diteladani bagi setiap pasangan suami-istri yang setia mengasihi Tuhan Yesus, tetapi juga melayani Tuhan Yesus dengan benar mulai dari rumah tangga sendiri sampai dalam persekutuan jemaat. Tidak hanya bangga dan gembira kalau suami atau istri sebagai pelayan Tuhan tetapi juga turut mendukung pelayanan secara maksimal dengan sepenuh hati.
Mengapa dikatakan dengan sepenuh hati? Bukankah banyak yang melayani tetapi dengan separuh hati, dengan hati yang bercabang, dengan hati yang penuh dengan kepalsuan. Melayani hanya untuk memperoleh jabatan, gengsi dan kehormatan dunia.  Tidak demikian dengan keluarga Zakharia. Keluarga ini saling menopang dalam pelayanan. Zakharia tidak hanya aktif dalam pelayanan di Bait Suci. Zakharia juga tekun mendoakan kebahagiaan istrinya bertahun-tahun. Apa gerangan? Sebab istrinya Elizabeth belum juga hamil  dan secara medis dikatakan mandul. (ay. 7) Jelas suatu cobaan yang berat dan tidak mudah dihadapi. Bukankah banyak pasangan rumah tangga bercerai karena soal keturunan yang belum ada, atau  menikah kembali untuk memperoleh anak demi gengsi pribadi dan keluarga besar. Sisanya ada yang pergi kepada kuasa kegelapan dengan harapan diberikan keturunan, namun hasilnya nol besar dan hanya menambah kekecewaan makin besar.
Zakharia mengasihi istrinya dan mendoakannya terus menerus bertahun-tahun sampai usia mereka lanjut.  Zakharia tidak menjadi marah  karena kehidupan rumah tangganya itu, karena istrinya selalu mendukung pelayanannya; istrinya selalu mengutamakan Allah sehingga dia menghormati suaminya dan tidak menghina suaminya (istri yang merasa sehat menghina dan menyalahkan suaminya karena tidak bisa memberi keturunan).
Zakharia dan Elizabeth pastinya hidup dengan penuh ucapan syukur. Mereka menerima segala sesuatu dalam hidup ini dengan sukacita dan  selalu berusaha hidup menyenangkan hati Tuhan. Kesetiaan dalam pelayanan berujung dengan manis; mendatangkan berkat yang tak terbilang. Zakharia diberi tugas untuk  membakar ukupan pada mezbah ukupan di Bait Suci. Ukupan artinya persembahan wangi-wangian  yang dipersembahkan kepada Allah (Kel 30:1-10, 37). Wangi-wangian itu berasal dari campuran rempah-rempah dari bahan getah damar, kulit lokan dan getah rasamala serta kemenyan (Kel. 30:34).
Tugas yang mulia itu dipercayakan Allah kepada hambaNya Zakharia lewat undian. Zakharia mendapat kesempatan istimewa dan terpilih untuk melaksanakan tugas itu. Saat itulah Zakharia menerima perlakuan istimewa dari Allah. Malaikat Tuhan diutus untuk berbicara kepadanya. Allah berkenan menjawab doa keluarga Zakharia. Apa yang selama ini didioakan bertahun-tahun dijawab Allah. Doa mereka didengar Allah dan Allah sendiri berkenan menyampaikan jawaban doa itu lewat malaikatNya.  Anak Zakharia, yaitu Yohanes Pembaptis kelak yang akan membawa banyak orang untuk bertobat dan mempercayai Yesus sebagai Juruselamat.
Firman Allah hari ini mengajak kita semua untuk selalu setia dalam hidup perkawinan, persekutuan dan pelayanan kita kepada Allah. Keluarga Zakharia mengalami dan menerima jawaban doa bukan di saat mereka dalam usia muda dan tidak dalam tempo yang cepat. Mereka berdoa tidak hanya untuk kehadiran seorang anak, tetapi juga untuk keutuhan rumah tangga dan kesetiaan dalam melayani pekerjaan Allah. Keluarga, kehidupan doa dan pelayanan adalah satu kesatuan yang saling melengkapi. Jika demikian tidak ada alasan apapun bahwa sebagai suami-istri untuk enggan dan tidak mau terlibat dalam pelayanan bagi Allah. Sudah sepatutnya sebagai keluarga Kristen, setiap suami aktif dan memberi diri dalam melayani kehendak Allah dalam keluarga dan persekutuan. Di sini memang dibutuhkan komitmen bersama dari suami-isteri untuk melayani Tuhan sehingga jangan sampai pelayanan itu mengganggu keharmonisan keluarga atau malah merusak hidup rumah tangga itu sendiri.
Kehadiran seorang istri sangat berharga dalam mendukung pelayanan suami dalam gereja Tuhan. Keberhasilan seorang suami dalam karier dan pelayanan di dalamnya terdapat sumbangsih seorang istri. Sebagai ibu rumah tangga, pasti banyak hal yang dilakukan sejak matahari terbit sampai tenggelam. Mulai dari membangunkan anak-anak, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, memeriksa kesehatan anggota keluarga, menyiapkan jamuan makan  sampai mengelola keuangan keluarga. Kita patut bersyukur sebagai keluarga atas pengabdian tulus seorang ibu dalam  mendukung keberhasilan anggota keluarganya. Peringatan hari ibu, mengajak kita semua untuk berdoa bagi kebahagiaan seorang ibu yang selalu menghabiskan waktu dan perhatiannya bagi kesejateraan keluarganya. Jadi sangat memprihatinkian jika seorang ibu sampai memperdagangkan anaknya sendiri dan membuangnya di tempat sampah karena alasan ekonomi.
Bersyukurlah dan bersukacita jika doa kita dijawab Allah. Untuk banyak hal, kita hidup diberkati. Doa suami-istri apapun itu pergumulannya, tidak hanya sebagai ungkapan batin atas isi hati yang tertumpah bagi Allah, tetapi juga ajakan untuk kita setia hidup bersama Allah sesuai firmanNya. Apakah saudara setia berdoa bertahun-tahun untuk satu pokok perkara doa, misalnya untuk kehadiran seorang anak dalam rumah tangga atau kesembuhan orang yang kita cintai? Apakah saat seperti itu saudara juga mau setia melayani pekerjaan Allah dalam jemaatNya? Ataukah saudara menjadi ragu, putus asa dan menganggap sia-sia aktif melayani Tuhan? Apakah saudara selalu bertemu Tuhan dalam doa dan pelayanan dan merasakan kehadiran Allah yang membawa sukacita? Jika keadaannya bertolak belakang dengan kehidupan keluarga Zakharia, mari saudaraku kita bertobat dan kembali berlaku setia di hadapan Allah.
Pertama-tama yang perlu diperhatikan, dalam keluarga kita harus saling mendoakan dalam nama Yesus, kita mau saling mengasihi dan mengampuni jika ada perkataan kotor dan sikap jahat yang telah dibuat. Kedua, beri diri saudara untuk menjadi pelaku Firman. Tidak usah kita menghakimi orang lain, sebab hanya Tuhan yang adalah hakim Sejati. Ketiga, libatkan diri saudara dalam pekerjaan pelayanan. Ada Tuhan Yesus dalam pelayanan itu. Dia bersama hambaNya. Dia mendengar dan mengetahui isi doa dan keperluan hambaNya. Dia mengasihi kita lebih dari apa yang kita minta dan bayangkan. Jangan saudara lemah, karena kemalasan rekan sepelayanan saudara. Jangan saudara justru bertambah jahat ketika berada dalam pelayanan. Saudara harus dibangun menjadi pribadi yang berkenan bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi persekutuan. Kiranya, Minggu Advent ke-4 membuat kita menjadi  keluarga yang setia berdoa dan melayani kehendakNya sampai Tuhan Yesus datang kembali. Amin.

Minggu Advent 4 dalam rangka hari Ibu, 19 Desember 2010.

Selasa, 14 Desember 2010

Refleksi

Resep Doa Mujarab


Sudah lazim kalau waktu doa  syafaat, warga jemaat bergegas keluar dari kursinya. Ada yang pergi ke tolilet, yang lain beli gula-gula atau minum dan yang sisanya sibuk membakar rokoknya. Pendeta sudah mendengar cerita bahwa perilaku sebagian jemaat itu mengganggu yang lain. Mereka tidak bisa buat apa-apa, hanya prihatin. Saat hari Minggu, pendeta memulai khotbahnyanya  berdasarkan Matius 6:22 bahwa mata adalah pelita tubuh  yang harus digunakan dengan baik.
Saat doa syafaat dimulai sampai selesai, tidak ada seorang warga jemaat pun bangun dari tempatnya. Setelah selesai ibadah, ada yang bertanya apa resepnya pendeta sehingga doa syafaat berlangsung tertib. Ada yang menjawab: pendeta penuh roh kudus, jemaat sudah bertobat. Seorang bapak pecandu nikotin berkata: Lha bapak pendeta berdoa tidak tutup mata. Jadi kami pun tidak bisa keluar karena diawasi mata pendeta. Siapa berani keluar?!

Pesan: Doa adalah percakapan iman dengan Allah. Haruskah dalam gereja diperlukan CCTV untuk mengawasi mereka yang selalu punya alasan untuk keluar saat doa syafaat?

Materi Bina Pelkat

Malam Kudus versi Batak

O Holly Night

Kuis Alkitab

Senin, 06 Desember 2010

Khotbah Mikha 2:12-13

Hidup dalam keselamatan
Ungkapan umum tentang keterbatasan dan yang mustahil diharapkan sesuatu yang baik datang, “Sudah kecil, suka berkelahi pula.” Pengertian demikian dapat menolong kita memahami situasi kehidupan umat Tuhan saat nabi Mikha diutus untuk menyampaikan Firman Allah. Mikha (akronim Mikhayehu, Siapakah seperti YAHWE?) bernubuat pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas dan Hizkia pada abad ke-8 M. Populer disebut sebagai nabi kampung (1:1), namun banyak memiliki informasi tentang situasi sosial keagamaan Israel Utara dan Selatan. Perilaku jahat tuan tanah yang kaya dengan memeras rakyat miskin (2:1-2); korupsi dikalangan pemuka agama (2:11);  penyelewengan hukum oleh pejabat yang berwenang (3:10) dan hidup keagamaan yang penuh kemunafikan (3:11).
Nabi Mikha berbicara soal  ketidakadilansosial dan implikasinya. Umat dihukumn Allah dengan mengunakan bangsa Asyur. Hukuman itu mengerikan. Luluhlah gunung-gunung (1:4), lembah-lembah terbelah (1:4), luka yang tidak sembuh (1:9) dan turunnya malapetaka dari Tuhan (1:12). Malapetaka itu bukannya katanya, tetapi sudah datang menghampiri leher mereka (2:3). Kebinasaan yang tak dapat dipulihkan (2:11).  Namun di tengah hukuman Allah itu, nabi Mikha bernubuat tentang janji keselamatan Allah bagi mereka yang tetap setia hidup dalam kebenaran Firman Allah. Mereka inilah yang selalu setia dan mengasihi Allah dalam hidupnya. Jelas hidup mereka yang jahat dapat dibedakan dengan yang baik. Mereka yang baik ini yang menerima janji Allah dan hidup dalam janji itu.

Janji keselamatan Allah itu berisi (1) rencana indah dan komitmen Allah yang pasti bagi umatNya. Perkataan sungguh-sungguh diucapkan berulangkali (ay. 12), hendak menegaskan bahwa Allah tidak bermain-main dengan janjiNya. Allah menyatukan dan mendamaikan mereka yang berasal dari Utara dan Selatan. Di sini kuasa Allah bekerja ketika kambing dan domba disatukan dalam kandang. Mereka dapat dipertemukan karena kehendak Allah saja. Jelas kebencian dan permusuhan dilenyapkan oleh kuasa Allah. Kesatuan dan kedamaian dihadirkan Allah dan menjadi janji Allah bagi umatnya yang berharap hidup mereka diperbarui.
Umat tidak usah ragu dan putus asa kalaupun mereka tidak mampu menghadapi halangan dan hambatan yang selalu datang mencegah hadirnya kesatuan dan kedamaian. Allah sendiri dengan kuasaNya hadir  menghancurkan penghalang dan hambatan seberat apapun. Umat menantikan Sang Penerobos yang akan maju  memimpin umatNya. Tuhan Yesus sendiri yang menjadi  kepala barisan mereka (2:13). Umat mengalami perlindungan dan keselamatan karena mereka berada dalam kuasa Allah yang datang .

Minggu Advent ke-2 mengingatkan kita sebagai gereja Tuhan untuk tidak kuatir dan takut menghadapi kuasa jahat yang mengelilingi hidup kita.  Kuasa jahat itu selalu membenci kebaikan dan mencintai kejahatan (2:2). Mereka dikenali Allah sebagai orang berdosa sehingga doa mereka tidak dijawab Allah sebab Allah menyembunyikan wajahNya dari mereka (3:4). Jelas dapat dibedakan antara doa dari anak-anak kebaikan dan anak-anak kejahatan. Allah menjawab doa orang-orang benar tepat pada waktunya sesuai kehendakNya. Tidak ada keraguan dan tidak ada yang mustahil di situ. Jika demikian masa penantian kita mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dan berdoa tekun sehingga kita tidak jatuh dalam pencobaan dan terikut sebagai pelaku kejahatan  yang memalukan nama Tuhan Yesus.

Advent mengajak kita untuk mengalang kesatuan dan kedamaian saat masih ada pihak-pihak yang menyimpan bara kebencian dan memancing api permusuhan.  Harapan kita tentang kesatuan dan kedamaian  bukan datang dari pihak manusia, sebab selalu ada kompensasi yang diminta; ada hitung-hitungannya dan selalu ada yang mau menang dan benar sendiri.  Seraya berharap munculnya kesatuan dan kedamaian, kita percaya kepada kemurahan Allah yang melimpah buat hidup pribadi, keluarga dan persekutuan. Kiranya kita tidak mengandalkan kemampuan kita atau menepuk dada seolah kita berjasa untuk suatu perkara dalam hidup ini.

Pada hakikatnya, mereka yang mempersiapkan diri menyambut natal kiranya membersihkan perbendaharaan hatinya dari hal-hal yang kotor dan tidak berkenan bagi Allah. Persembahan yang berkenan bagi Allah di hari Natal dan kedatanganNya adalah hidup yang selalu diperbaharui dalam hati dan pikiran. Karena itu  jangan buru-buru mengeluh, mempersalahkan dan menyerah.
Kuasa Allah bekerja mengubah apa yang tidak mungkin. Penerobos datang dan maju memimpin umatNya. Kiranya kita mau dipimpin oleh kuasa Allah sehingga dalam satuan-satuan yang kecil, kita mau berdamai dan hidup dalam kehendakNya.  Jika kita mau hidup dengan pimpinan Tuhan Yesus, maka hidup kita senantiasa diberkati Allah. Setiap kita selalu berjalan dalam bayangan yang mengikuti kemanapun melangkah. Seperti itulah cara Allah memberkati hidup kita. Kemanapun kita melangkah hidup kita dipenuhi dengan kebaikanNya. Mari kita hidup dengan kuasa Yesus yang menyelamatkan.